Skip to main content

Petani Versus Organisasi Perdagangan Bebas ( Bagian 2 )

Realitas yang terjadi, konflik petani dengan organisasi perdagangan bebas, yang paling menyolok adalah lemahnya kemampuan pemerintah dalam meningkatkan ekspor produksi dalam negeri ke pasar internasional. Selain itu infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) masih tidak dioptimalkan dalam memperkuat basis ekonomi pertanian. Hal itu menunjukkan Indonesia dinilai belum siap menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA), dimana oleh banyak pengamat ekonomi, karena masih rendahnya pemerintah menangani secara serius terhadap sektor industry kecil dan pertanian. Bukan lagi persoalan SDM dibebankan pada rakyat untuk menciptakan kemandirian rakyat akan tetapi pemerintah yang seharusnya memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas produk kita sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain.
Meskipun Indonesia telah mendapat bantuan dari lembaga keuangan internasional baik itu yang berkaitan dengan program pertanian, infrastruktur maupun untuk pengembangan sumbar daya manusia, seperti Economic aid - recipient :ODA, $2.524 billion (2006 est.) note: Indonesia ended 2006 with $67 billion in official foreign debt (about 25% of GDP), with Japan ($25 billion), the World Bank ($8.5 billion) and the Asian Development Bank ($8.4 billion) as the largest creditors; about $6 billion in grant assistance was pledged to rebuild Aceh after the December 2004 tsunami; President Yudhoyono ended the Consultative Group on Indonesia forum in January 2007 (2005). 13 Desember, 2007 ( CIA ). Namun demikian apa yang didapat dari jumlah bantuan tersebut sebagian besar masyarakat kita tidak tahu tentang pelaksanaan program apa lagi tentang penggunaan dana sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sangat rendah apa lagi angka pengangguran kita masih sangat tinggi, menurut data yang di keluarkan oleh Central Intelegence Agence (CIA) bahwa tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 12.5% (2006 est.) . Tingkat koropsi kita dilihat dari sumber informasi yang kita dapat dari The 2006 Transparency International Corruption Perceptions Index. Menurut survai tahunan oleh organisasi yang berbasis di Berlin Transparency International, adalah Finlandia, Denmark, dan Selandia Baru merupakan negara dunia yang paling tidak korup menduduki nomor urut pertama dengan index 9.4, sebaliknya Somalia dan Myanmar menempati urutan terakhir ke 179 dengan index 2.0. Indonesia ternyata tidak jauh dari kedua negara tersebut dengan menempati urutan ke 144 dan index 2.3%. Bagaimana dengan Meksiko, ternyata lebih baik dibanding Indonesia dengan masuk di urutan 75 dan index 3,5% (Corruption Perceptions Index, 2007: www.infoplease.com). Bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi kita, Index of Economic Freedom menyebutkan dalam distribution of global economic freedom bahwa Indonesia masuk daftar di urutan 110 (55,1 %) negara economic freedom atau tingkat ekonominya bebas. Negara yang masuk katagori economic freedom paling atas adalah pertama, Hongkong kedua, Singapura dan ketiga, Australia. Meskipun data itu masih tidak cukup sebagai ukuran atas perkembangan ekonomi suatu negara termasuk seperti Indonesia paling tidak data itu bisa menjadi bahan kajian dalam mempertimbangkan sebuah keputusan dari proses politik maupun dalam merencanakan suatu program. Contoh, keikutsertaan kita didalam AFTA dan organisasi lainnya bahwa FTA (Free Trade Area) sebagaimana AFTA dan termasuk NAFTA sebagian orang berpendapat lembaga itu sangat potensial untuk memperluas market network dan juga bisa menambah insentif, karena beban yang di anggap berat seperti kuota produk menjadi tidak di batasi. Kalau DPR dan Pemerintah tidak segera berinisiatif untuk melakukan koreksi atas perjanjian yang ada dalam butir-butir didalamnya atau menarik dari AFTA, karena kondisi sektor pertanian kita masih sangat rendah pengembangannya apa lagi sebagian besar daerah pertanian kita terkena dampak bencana banjir, kekeringan dan banyak lahan pertanian kita yang kurang produktif. Dampak lain yang sekarang terjadi pada masyarakat lapisan paling bawah, seperti petani gurem, pedagang kecil dan buruh tani yang tergantung pada alam.Situasi seperti sekarang ini, Indonesia bisa jadi kebanjiran beras, buah-buahan impor berharga murah, sehingga hasil produksi pertanian kita tidak lagi laku menyebabkan petani sekarat yang kemudia negara kehilangan potensi sumberdaya alam dan menyebabkan ekonomi penyanggah kita bangkrut. Petani kita tidak bisa lalu menjadi kambing hitam karena banyak yang masih menggunakan cara tradisional, kenyataan sekarang kita bisa lihat betapa sedihnya petani kita hasil produksinya tidak laku dijual meskipun ada hasil pertanian masih laku akan tetapi dijual dengan harga murah. Menurut Beginda, “saat ini Indonesia setidaknya berada di peringkat keenam di ASEAN di luar negara-negara yang baru bergabung (Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar)”. 04/04/07 Jakarta (ANTARA). Meksiko sebagai contoh kasus sebagaimana Pertanian Meksiko Setelah 14 Tahun NAFTA berjalan. Sumber data menyebutkan:
Mengimpor makanan, mengekspor petani
1.Setiap jam, Meksiko menerima seharga $1,5 juta dolar barang-barang impor makanan.
2.Di dalam satu jam periode yang sama, 30 orang petani meninggalkan Meksiko menuju Amerika Serikat.
3.40% makanan orang Meksiko berasal dari impor.
4.Lebih dari 1,5 juta pekerjaan pedesaan hilang dalam 12 tahun.
5.Setiap jam, Meksiko menerima seharga $1,5 juta dolar barang-barang impor makanan.
6.Di dalam satu jam periode yang sama, 30 orang petani meninggalkan Meksiko menuju Amerika Serikat.
7.40% makanan orang Meksiko berasal dari impor.
8.Lebih dari 1,5 juta pekerjaan pedesaan hilang dalam 12 tahun.

Pedalaman yang sekarat ….
1. Sumbangan pertanian terhadap GDP turun dari 10% menjadi 3,4% antara 1981 dan 2006.
2. Penduduk Pedesaan turun dari 40% menjadi 30% dalam periode itu.
3. 388 kotapraja telah menjadi kota-mati sebagai akibat migrasi ke luar.
4. Jagung yang dimodifikasi secara genetic telah mengkotaminasi benih-benih asli.
5. Produksi jagung untuk ethanol mengancam mengurangi jagung untuk konsumsi manusia dan menaikkan harga konsumen pada makanan pokok Meksiko yang utama.
5. Tanah subur semakin diperuntukkan untuk produksi narkoba ilegal.
6. Erosi membuat tidak bergunanya beribu-ribu hektar tanah produksi setahun. (Source: La Jornada del Campo #2, Oct. 9, 2007)
Dengan realitas itu, Petani Meksiko melakukan protes dan bahkan sebagian menolak dengan adanya NAFTA, beberapa minggu akhir-akhir ini, dimana serikat petani dan buruh melakukan aksi protes baik dilakukan dengan cara menggelar mimbar bebas maupun melakukan tindakan hukum untuk menolak hasil perjanjian yang di tandatangani oleh empat negara seperti Amerika dan Kanada. Kemarin pristiwa protes itu ditanggapi oleh kongres dimana kongres meminta untuk merefisi hasil perjanjian tersebut.
Panitia Permanen Kongres Meksiko mengerjakan atas dokumen yang akan menuntut agar Presiden Felipe Calderon memeriksa Perjanjian Dagang Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan pemerintah Amerika Serikat dan Kanada.
Javier Gonzalez, koordinator kelompok PRD (Perubahan Total Demokratis Partai),menerangkan bahwa dokumen dimaksudkan untuk turut serta dalam usaha untuk mengurangi ketidaksetaraan yang telah ada antara produksi pertanian di Meksiko dan negara-negara maju itu.
Berpidato pada mimbar umumnya di negara bagian Hidalgo,Lopez Obrador mengatakan bahwa lebih baik daripada menolong produsen domestik, tarif yang naik atas jagung, buncis, gula dan susu disetujui diatas didalam NAFTA mempengaruhi petani Meksiko semakin banyak.
Dia menambahkan bahwa situasi sosial dan ekonomi negara sangat sulit bagi kebanyakan orang Meksiko, sebegitu banyak yang berimigrasi untuk mengurangi kelaparan dan kemiskinan mereka.
Lopez Obrador mempersilahkan orang memerlukan sebagian di demonstrasi besar pada 18 Maret untuk mencegah apa yang digambarkannya sebagai maksud pemerintah untuk menswastakan sektor minyak.
Mimbar umum akan dilaksanakan di Zocalo Square, di Daerah Federal, untuk memperingati hari jadi ke70 nasionaliasi sektor minyak Meksiko, 4 Januari (Prensa Latina).
Sebagaimana contoh kasus Meksiko di artikel pertama ( Patani Versus Organisasi Perdagangan Bebas Bagian ( I ) dan kemudian kita bahas di artikel jilid kedua, dengan contoh kasus Meksiko, jelas bahwa apa yang harus dilakukan Indonesia dalam pasar bebas kali ini. dan juga problem ekologi harus dijadikan sebuah kajian dan program secara keseluruhan, dimana keadilan ekologi dan keadilan sosial merupakan suatu koheren yang secara system merupakan bagian dari satu kesatuan dalam pengembangan ekonomi. Keadilan ekologi yang merupakan hak setiap rakyat untuk mendapatkan keadilan, tapi juga secara konsekuensi pemerintah harus berupaya meningkatkan daya ekspor , penting juga dikembangkan produk-produk unggulan yang mampu bersaing di pasar, baik pasar domestik maupun pasar internasional. Pengembangan produk-produk unggulan memerlukan suatu proses untuk membentuk suatu sistem agribisnis yang terdiri dari sistem pra produksi, produksi, pengolahan dan pemasaran dan juga yang paling penting adalah pemerintah memberikan subsidi dan memberikan alat –alat yang cukup untuk meningkatkan kualitas roduksi petani.
Keselamat dan kesejahteraan rakyat dalam menghadapi kebijakan internasional mupun perdagangan internasional dan juga isu-isu global harus diperhatikan. Keadilan sosial dalam kebijakan dan implementasinya, haruslah memegang teguh prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial.

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n