Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2007

Through the Journey of Spiritual Life Built Selft-awareness Toward integrity of Creation A Self-reflection

By: Nur Hafid Human beings are social beings. They need one another to communicate, share, and interact with so that they will be able to realize their fullness and see—who they are—and find meaning and peace in their lives. Humans also need to move or migrate from one place to another. The process of migration or moving is called the life journey. Within the life journey, people learn detachment so that they can utilize their abilities to observe, think, analyze their surroundings and environment, and get the wisdom and deep meaning of life. The life journey is vital because it develop a person’s emotional and spiritual aspects. By learning to balance their abilities one can build more self-awareness to understand the “what, why and how is life”. The Relevance of Self-Awareness To think about the other does not mean that we have to know everything that other person is doing. It is through self-awareness that all creation in the worl
Ramadhan dan Ethos Pembangunan Manusia Seutuhnya Oleh: Nur Kafid Ramadhan adalah bulan ke sembilan dalam hitungan kalender hijriyah. Bulan ini diyakini sebagai bulan yang suci oleh seluruh umat Islam. Bulan ini juga diyakini sebagai bulan berlimpah ruahnya berkah, rahmat, dan juga ampunan dari Sang Pencipta—Allah SWT. Sebagai bulan yang penuh dengan berkah, rahmat dan ampunan-Nya, maka umat Islam mengisinya dengan berbagai aktifitas kebaikan yang dianjurkan oleh ajaran Islam. Seperti, berpuasa, sholat, berzikir, berdoa memohon ampunan-Nya, membaca kitab suci al-Qur’an, juga berbagai kegiatan amal kebaikan lain yang diyakini akan mendatangkan kebaikan dan pahala. Dalam bulan ini, siapapun yang berbuat kebaikan, maka pahalanya akan dilipatgandakan dari pada perubatan baik pada bulan-bulan yang lainnya. Sehingga bulan ini adalah bulan di mana manusia harus benar-benar menjaga dan memupuk relationship-nya dengan Sang Pencipta—Allah—,sesama dan juga dengan alam sekitarnya. Salah satu aktifi

Agenda Panas di Sidang PBB ke 62?

Secretary-General Participates in Joint Press Conference 24 September 2007 Kunci agenda isu Sidang PBB : "Ini akan menjadi periode diplomasi multilateral yang paling inten dalam sejarah PBB, saya yakin. Begitu kita masuk dengan baik ke abad 21, PBB merupakan, sekali lagi, suatu forum global dimana isu-isu didiskusikan dan solusi-solusi diketokkan." (Secretary-General Ban Ki-moon briefs correspondents). Oleh:Iksan Rencana Presiden Susilo Bangbang Yudoyono datang di acara pertemuan tingkat tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa perlu mendapat perhatian rakyat Indonesia karena dalam agenda pertemuan yang dimulai pada bulan September 2007 ini Presiden akan mengambil bagian dalam agenda-agenda penting , beberapa agenda penting berkaitan dengan masalah urusan luar negeri maupun dalam negeri banyak sekali yang secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan masalah yang di hadapi bangsa Indonesia, kesempatan dalam pertemuan dalam sesi ke 62 PBB kali ini banyak Peluang dan harapan di

Perlu Spritualisasi Gerakan

Prof. Malik Fajar:” Perlu Spiritualisasi Gerakan” Prof. Malik Fajar:” Perlu Spiritualisasi Gerakan” Arif Nur Kholis Yogyakarta- Menurut Prof. Malik Fajar, dalam sesi terakhir Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah selasa (18/09/2007), Muhammadiyah memiliki kekuatan ideologi gerakan, pranata gerakan dan juga sejarah gerakan. “Hal ini dibutuhkan dalam kondisi yang serba cair dan akibat reformasi yang membawa perubahan luar biasa, termasuk bisa membuat orang menjadi frustasi” paparnya. Namun menurut salah satu Ketua PP Muhammadiyah ini, saat ini perlu spiritualisasi dalam gerak aspek kemasyarakatan dan kebangsaan agar gerakan tidak terasa kering. Fungsionalisasi Ilmu dan agama juga dianggap Prof. Malik perlu, agar gerakan memiliki ruh yang lebih mendasar sehingga akan menimbulkan kepekaan kepekaan terhadap keadaan yang berkembang di sekelilingnya. Prof. Malik lebih lanjut menyatakan bahwa saat ini Muhammadiyah perlu juga melakukan langkah konsolidasi dari seluruh jajaran. “Konsolidasi ya

Bung Hatta dan Semangat Zaman

SIDANG pleno Komite Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tanggal 27 Mei sampai dengan 7 Juni 2002, dibuka tepat waktu di Bali. Tetapi, ruang besar gedung Pusat Konvensi Hotel Nusa Dua masih kosong melompong. Sudah menjadi kebiasaan, sidang PBB selalu dimulai terlambat. Ingatan melayang ke Mohammad Hatta dengan kebiasaannya untuk selalu tepat waktu. Dengan demikian, kami selalu bisa mencocokkan jam tangan dengan masuknya mobil Bung Hatta ke kantor Wakil Presiden di sebelah Istana Merdeka yang senantiasa bertepatan waktu dengan bunyi lonceng tepat pukul delapan pagi waktu mulai jam kerja pemerintah. Begitu pula surat kabar Pemandangan terbitan Jakarta tahun 1930-an sudah bisa yakin bahwa artikel Bung Hatta akan tiba dua kali sebulan tepat waktu di Jakarta, walaupun Bung Hatta dipenjarakan di Boven Digul, Irian Barat (kini Papua), maupun di Bandaneira, Maluku. Dan bila Bung Hatta berbulat tekad menyelesaikan studinya di Rotter

Antara NKRI dan Federalisme

Antara NKRI dan Federalisme Oleh Abdurrahman Wahid Istilah NKRI dipakai oleh para pendiri negara ini untuk menunjukkan bahwa ia adalah sebuah negara dengan kepemimpinan tunggal dan arah perjalanan hidup yang sama bagi warga bangsa ini. Namun kini istilah yang berarti Negara Kesatuan Republik Indonesia, sering dijadikan lawan bagi sebuah istilah lain, yaitu keberbagaian (pluralitas) dan toleransi. Padahal itu semua perlu ada, untuk menjawab tantangan yang mengganggap kita tidak mungkin membuat sebuah negara dan bangsa yang bersatu. Beberapa bidang telah memiliki format persatuan yang jelas sehingga tidak memerlukan penegasan. Contohnya adalah bahasa nasional kita yang dikembangkan dari bahasa Riau, antara lain oleh Raja Haji Ali,yang dimakamkan di Pulau Penyengat. Dari bahasa Riau itu, kemudian muncul dua buah bahasa pada tingkat nasional, yaitu bahasa nasional kita -dikenal dengan nama bahasa Indonesia. Juga bahasa nasional Malaysia -disebut juga bahasa Malaysia. Untuk mendukung kebera

AMANAT P.J.M. PRESIDEN/ PANGLIMA TERTINGGI ABRI PEMIMPIN BESAR REVOLUSI BUNG KARNO JANG DIUTJAPKAN MELALUI RRI PADA TGL.3 OKTOBER 1965 DJAM 01.30.

Saudara-Saudara sekalian. Mengulangi perintah saja sebagai Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata/Pemimpin Besar Revolusi jang telah diumumkan pada tanggal 1 Oktober '65, dan untuk menghilangkan semua keragu-raguan dalam kalangan rakjat, maka dengan ini saja sekali lagi menyatakan bahwa saja berada dalam keadaan sehat wal'afiat dan tetap memegang tampuk pimpinan Negara dan tampuk pimpinan Pemerintahan dan Revolusi Indonesia. Pada hari ini tanggal 2 Oktober '65 saja telah memanggil semua Panglima Angkatan Bersendjata bersama wakil Perdana Menteri kedua Dr. Leimena dan para pejabat penting lainnya dengan maksud untuk segera menyelesaikan persoalan apa yang disebut peristiwa 30 September. Untuk dapat menyelesaikan persoalan ini saja telah perintahkan supaja segera ditjiptakan satu suasana yang tenang dan tertib, dan untuk itu perlu dihindarkan segala kemungkinan bentrokan dengan sendjata. Dalam tingkatan perdjoangan Bangsa lndonesia sekarang ini, saja perintahkan kep