Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2008

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n

Cerita tentang Si Ratu Lobi

Jago berdagang, lincah merakit lobi. Dekat dengan banyak petinggi politik, Artalyta tersungkur ke ruang tahanan karena dugaan kasus suap. Cornelis Kaligis uring-uringan. Di rumah tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin pekan lalu, kuasa hukum Artalyta Suryani itu ngomel memprotes Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia jengkel karena kliennya disimpan di rumah tahanan itu. Tempat ini, Kaligis memprotes, cuma bisa menampung 500 orang. Tapi jumlah tahanan lebih dari 1.500. Karena serba sumpek, Artalyta mengalami stres berat. Dia tidak bisa tidur. Ibu 46 tahun itu tersuruk di kamar sumpek itu karena diduga menyuap jaksa Urip Tri Gunawan Rp 6,1 miliar. Pak Jaksa yang mensupervisi tim pengusutan korupsi dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang diterima Sjamsul Nursalim lewat Badan Dagang Nasional Indonesia. Sjamsul adalah pengusaha yang bisnisnya menjulang di berbagai sektor. Dari perbankan, ban mobil, hingga kedai kopi. Lewat bendera Dipasena, pengusaha kelahiran Teluk Betung itu membuka t

Sultan: Negeri Ini bak Rumah Bolong-bolong Dindingnya

YOGYAKARTA, SABTU - Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, mencermati dinamika kehidupan bangsa Indonesia dalam dasawarsa terakhir, tampak bangsa ini dihadapkan pada realitas tantangan yang berat dan masalah yang kompleks."Kompleksitas tantangan itu mencakup menguatnya budaya konsumerisme dan kekerasan, menipisnya kesadaran pluralisme dan semangat kebangsaan, tingginya kemiskinan dan pengangguran, serta ketertinggalan dalam membaca dinamika geopolitik yang terjadi di pasifik," kata Sultan pada peluncuran bukunya, ’Merajut Kembali Keindonesiaan Kita’ di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu. Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta ini mengatakan, berhubung tantangannya besar dan luar biasa, tidak ada pilihan lain bagi bangsa ini kecuali mengkapitalisasi seluruh sumberdaya yang ada, termasuk di dalamnya modal sosial guna menghadapi tantangan yang ada. Namun, menurut dia, ironisnya kondisi republik ini sampai

Nasionalisme TNI dan Polri Dimata Rakyat

Oleh: Iksanhb Kemampuan dan ancaman nasionalisme TNI dan Polri tak sebanding dengan laju perkembangan politik dalam transisi demokrasi dari orde baru yang menggunakan sistem parlementer ke sistem pemerintahan presidensiil, meskipun sistem politik Indonesia yang ditengarai memiliki sistem pemerintahan presidensiil tidak murni. dimana struktur kelembagaan yang ada tidak sepenuhnya melaksanakan tugas dan fungsi yang umum menjadi tanggung jawab mereka sesuai amanat perundangan dan presiden masih ikut serta dalam proses legislasi. Tidak adanya Fraksi TNI dan Polri di DPR-RI seharusnya TNI dan Polri menunjukkan sikap nasionalisme dan profesionalismenya. setelah kita mengurangi konsentrasi pertahanan di Timor-timor lalu meleburnya GAM melalui perjanjian Damai Helsinki, TNI dan Polri kita tidak menggunakan momentum itu digunakan untuk konsolidasi dalam rangka memperkuat basis dukungan kekuatan rakyat sebagai ujung tombak pertahanan nasional. Tetapi sebaliknya momentum itu digunakan untuk berha