Oleh : IksanHb
Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan.
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.)
Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai negara, menunjukkan begitu besarnya peranan mahasiswa dalam menyatukan kekuatannya dengan kekuatan rakyat.
Oleh karena itu, sejarah telah mencatat peranan yang amat besar yang dilakukan gerakan mahasiswa selaku prime mover terjadinya perubahan politik pada suatu negara. Secara empirik kekuatan mereka terbukti dalam serangkaian peristiwa penggulingan, antara lain seperti : Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Soekarno di Indonesia tahun 1966, Ayub Khan di Paksitan tahun 1969, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979, Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987, Ferdinand Marcos di Filipinan tahun 1985, dan Soeharto di Indonesia tahun 1998. Akan tetapi, walaupun sebagian besar peristiwa pengulingan kekuasaan itu bukan menjadi monopoli gerakan mahasiswa sampai akhirnya tercipta gerakan revolusioner. Namun, gerakan mahasiswa lewat aksi-aksi mereka yang bersifat massif politis telah terbukti menjadi katalisator yang sangat penting bagi penciptaan gerakan rakyat dalam menentang kekuasaan tirani. [MTI] [Jurnal Transparansi Edisi 20/Mei 2000] [Jurnal Transparansi Online]
Menurut Arbi Sanit, [5] ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.
Disamping itu ada dua bentuk sumber daya yang dimiliki mahasiswa dan dijadikan energi pendorong gerakan mereka. Pertama, ialah Ilmu pengetahuan yang diperoleh baik melalui mimbar akademis atau melalui kelompok-kelompok diskusi dan kajian. Kedua, sikap idealisme yang lazim menjadi ciri khas mahasiswa [6]. Kedua potensi sumber daya tersebut ‘digodok’ tidak hanya melalui kegiatan akademis didalam kampus, tetapi juga lewat organisasi-organisasi ekstra universitas yang banyak terdapat di hampir semua perguruan tinggi. (Jurnal Pemikiran Islam Vol.1, No.2, Juni 2003 Imam Cahyono: Melacak “akar”Ideologi Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Ada keraguan yang sering menghantui kita ketika kita melihat lintas gerakan yang berujung pada pilihan politik praktis sebagai alat perjuangan, namun demikian sering kali justru hanya sebagai setempel untuk memuaskan pihak luar yang mana ikut terlibat dalam proses pergantian kepemimpinan. Ada beberapa analisa yang mengaitkan keraguan ini dengan kurang konsisten-an dalam mempertahankan idialismenya, seperti sejarah orde baru dimana menggunakan mantan tokoh gerakan mahasiswa untuk digunakan ligitimasi mempertahankan kekuasaan. Contoh riel di dalam perjalanan sejarah gerakan mahasiswa:
Gerakan mahasiswa yang tertua yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia adalah Perhimpoenan Indonesia di Belanda, yang didirikan pada 1922 oleh Mohammad Hatta, yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam.Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Akbar Tanjung, Cosmas Batubara Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi, dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. (Wekipedia, Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia)
Waktu Yang Pendek
Mahasiswa datang dari berbagai latar belakang sosial dan latar belakang pendidikan yang menyebabkan, tidak ada yang mendasari bersatunya latar belakang politik dan ekonomi yang bisa mempersatukan semua mahasiswa. Oleh karena itu pergerakan mahasiswa yang mana pun akan dibatasi pada bagian populasi mahasiswa dalam setiap angkatan masuk perguruan tinggi. Dengan pendeknya waktu yang dimiliki mahasiswa di perguruan tinggi menjadikan lemahnya dalam menetukan pilihan organisasi karena disamping menyangkut masalah waktu untuk belajar, fokus disiplin ilnu yang di ambil dan juga persoalan biaya . Dengan demikian nalar dan aksi sering kali merintangi program sebagaimana tujuan dan hasil yang akan dicapai jangka panjang.
Penyatuan Mahasiswa
Secara Theoritis penyatuan mahasiswa adalah konstitusional demokratis, berdasarkan asas delegasi yang dipilih secara langsung, dapat diamanatkan dan dapat teringat.Tetapi karena siklus perguruan, satu-satunya kekuatan terus-menerus dalam penyatuan mahasiswa adalah kadan-kadang dengan ironis terlibat terlalu jauh dengan birokrasi perguruan tinggi, secara teoretis membatasi hubungan birokrasi bisa menjerat dan menghalangi kerja penyatuan, akan tetapi untuk organ gerakan mahasiswa mempunyai cirri-ciri dan prinsip yang berbeda dengan struktur akademika perguruan tinggi atau model kepemimpinan birograsi kampus.
Arah utama kerja mahasiswa sebaiknya dalam menambah partisipasi langsung di dalam penyatuan rakyat terhadap penyelenggaraan demokrastisasi, mempertahankan prisnsip gerakan dan menambah otonomi yang telah ada dalam organisasi dari perguruan tinggi dan birokrasi negara. Atas derajat ideologis, sebagaiaimana di dalam pergerakan penyatuan petani, buruh dan organisasi mahasiswa, dapat di ukur dari kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pelayanan advokasi dalam setiap isu baik budaya, politik,ekonomi , hak asasi manusia dan hukum. Dan juga khususnya menyangkut masalah kesehatan, pendidikan dan sembako.
Mahsiswa mencoba memperbaiki gejala yang timbul dari sebab utama sebagai bentuk nalar kritis dalam analisa sosial.Tugas utama akan menahan mitos bahwa pergerakan mahasiswa di perguruan tinggi untuk menyampaikan gagasan secara kritis dan memberikan ruang alternatif bagi rakyat di dalam pelayanan pendidikan politik untuk menjadikan mitra pendidikan kewarganegaraan dan advokasi rakyat.Sekarang ini, seringkali penyatuan mahasiswa sebagian besar terlibat dalam kebutuhan kesejahteraan mahasiswa saja dan pelayanan dalam perguruan tinggi, dan juga sering kali lebih politis dibandingkan diluar kampus. Sangat sedikit apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengontrol proses politik diluar kampus. tetapi, mungkin untuk memakai penyatuan untuk perjuangan politik, diberi keterbatasan pergerakan mahasiswa karena kecilnya minat mahasiswa terhadap isu-isu yang berbau politik. Ini sebagian besar tergantung pada kerja akar rumput atau anggota mahasiswa untuk menyatukan gagasan terhadap isu-isu riel yang terjadi di masyarakat dan perguruan tinggi dengan aktivis advokasi mahasiswa.
Pergerakan Nasional dan Moral Force Egalitarian
Sekali lagi kesatuan mahasiswa Indonesia di dalam teori demokratis dan juga arah kerja mahasiswa dalam memperkuat struktur demokratisnya dapat berimbas terhadap lingkungan diluar kampus dan bisa merangsang struktur akar rumput..Tetapi, seperti semua kesatuan yang melalui pendekatan isu bersama untuk penyatuan pergerakan mahasiswa secara nasional sering kali gagal, karena banyaknya kelompok yang berkepentingan, baik itu dari dalam maupun dari luar gerakan mahasiswa itu. Juga, karena susunan sosial organisasi mahasiswa yang bermacam-macam dan fakta bahwa mahasiswa tinggal di perguruan tinggi hanya sementara, hal itu riel kesadaran 'politik mahasiswa' tidak bisa menghasilkan apa saja yang di inginkan dalam program kerja. kesadaran yang sama di tingkat nasional tidak mudah untuk mensinergikan kekuatan mahasiswa ditingkat bawah. Keberadaan mahasiswa dalam merajut kekuatan egalitarian baik distruktur paling bawah sampai struktur paling atas membutuhkan nalar kritis dan kesadaran nasional, seperti pelatihan dan study analisa sosial suatu upaya mempermudah untuk menyatukan setiap isu utama. Ruang alternatif bisa menjadi pilihan untuk mempermudah mensukseskan agenda aksi bersama secara nasional.
Bangunan Pergerakan Mahasiswa
Karena mahasiswa dari banyak latar belakang sosial, gerakan politik mahasiswa cenderung penggunaan politik yang paling mudah untuk memungkinkan merebut jumlah suara mahasiswa yang paling besar. Pergerakan yang berdasarkan tuntutan persoalan riel masyarakat yang dapat melakukan aksi advokasi diri akhirnya akan gagal karena pendekatan politik, pertemuan silaturahmi tidak terbuka dan perbedaan menjadi kecurigaan di antara personal maupun kelompok dalam menciptakan suasana kampanye. Aksi sebaiknya diawali dengan melakukan percobaan untuk mengorganisir diantara organ gerakan yang sama dengan isu di kampus lain. Pergerakan mahasiswa dengan sifat dasar mereka terbatas, akan tetapi adalah tempat di mana mahasiswa berkepentingan secara aktif menghasilkan politik dan perubahan sosial akan masa depan yang lebih baik. Aksi riel pergerakan nasional sebaiknya mempergunakan kekuatan gerakan mahasiswa dan elemen msyarakat untuk keseimbangan politik praktis dan penyatuan kekuatan dengan rakyat sangat penting, seperti peristiwa gerakan mahasiswa yang terjadi pada 1998.
Garis keorganisasian di antara lingkungan organisasi mahasiswa dan kepemudaan sedapat mungkin mempergunakan pengalaman dimana pengalaman itu didapat , sehingga tarjet yang kita inginkan berjalan dengan baik. Dengan secara aktif terlibat dalam pergerakan ini agaknya yang mengeluarkan pernyataan teoretis dimana kita akan membantu menghasilkan pembangunan lebih kuat libertarian pergerakan, dengan pengaturan diri, dan melaksanakan libertarian dengan metode dan model tertentu dalam mempraktekannya. Karena mahasiswa hanya tinggal di perguruan tinggi sebentar; aktivis yang berpengalaman selalu membiarkan alat yang mana di dapat mulai sejak awal. Namun mungkin untuk menawarkan garis kehidupan takan pergerakan mahasiswa progresif dengan membuat pelatihan dan mengkoordinasikan dengan kekuatan di luar kampus, serasa menusuk kekuatan dunia gerakan mahasiswa revolusioner dan menarik mereka ke dalam aktivitas yang lebih dapat mempertahankan nilai-nilai pergerakan yang idealis untuk tujuan proyek jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat.
Mahasiswa,Pekerja dan Akademik
Kampus bukan hanya terdiri atas mahasiswa dan akademikus, tapi juga teknik dan karyawan. Ada juga sebagian perguruan tinggi masih menyediakan organisasi kemahasiswaan seperti resimen mahasiswa (menwa). Organ-orang kampus yang telah menjadikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat bisa menciptakan cara pendidikan demokratis dan nalar kritis.
Bagaimanapun, kebutuhan yang sering menekan mahasiswa untuk kebutuhan sehari-hari dan bahkan tidak jarang mereka kesulitan mencari pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan dirinya. karena tekanan itu , secara alami terjadi gesekan di antara mahasiswa dan longgarnya pembatasan academia. Sebagaimana pekerja dan mahasiswa dalam melakukan aksi sosialnya, kita menganggap kaum buruh sebagai agen paling penting untuk melakukan perubahan dengan ukuran kontribusi pendapatan negara dan kehidupan sosial lainnya. Bagaimana buruh bisa sinergi dengan mahasiswa, menyusul adanya pandangan bahwa sebagai mahasiswa kadang merasa dirinya bagian dari kelas elit. Pandangan ini jangan sampai digunakan pihak lain untuk mengeksploitasi dan semata-mata untuk keuntungan keprihatinan mahasiswa tetapi merugikan upaya mempersatukan dua kekuatan, kekuatan kampus dan rakyat.
Mahasiswa Sebgaimana Elemen Masyarakat
Tingginya angka pengangguran dan sulitnya lapangan kerja, membuat mahasiswa mencari pekerjaan alternatif untuk memenuhi kebutuhannya. Rendahnya bantuan yang diberikan pemerintah terhadap perguruan tinggi untuk memenuhi standart kompetisi dibidang penelitian membuat mahasiswa prustrasi dan tidak peduli terhadap program kampus, kurang dilibatkannya mahasiswa dalam proyek penelitian berdampak pada rendahnya kompetisi mahasiswa dalam bidang penelitian. Cara mahasiswa membangun solidaritas dengan elemen masyarakat bisa dilahirkan dari kesadaran bersama ketika melihat realitas merasa senasib dan seperjuangan.
Meskipun ada non-homogenous diantara mahasiswa dan buruh tidak membuat organisasi mahasiswa mundur dalam menyatukan langkahnya untuk membangun aliansi lebih besar, seperti isu-isu naiknya harga kebutuhan pokok dll. Sebagai mana aksi sosial dalam pergerakan mahasiswa juga kemampuan mahasiswa dalam merespon isu krusial seringkali mempermudah menyatukan gagasannya dengan elemen masyarakat.
Komitmen
Sebagaimana gerakan advokasi mahasiswa dan organisasi pergerakan lainnya , percaya bahwa politik, ekonomi, hukum dan hak asasi manusia adalah yang paling realistis diperdebatkan. Oleh sebab itu memperkuat dan mempertahankan visi dan misi sebagai pergerakan mahasiswa perlu lebih ditingkatkan penguatan dari dalam. Juga pertemuan lintas kampus dan lintas gerakan sangatlah untuk memperkuat gagasan dan taktik mengawal perubahan dalam transisi demokrasi menuju Indonesia makmur sejahtera.
Dengan demikian, segala ragam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka melakukan koreksi atau kontrol atas perilaku-perilaku politik penguasa yang dirasakan telah mengalami distorsi dan jauh dari komitmen awalnya dalam melakukan serangkaian perbaikan bagi kesejahteraan hidup rakyatnya. Oleh sebab itu, peranannya menjadi begitu penting dan berarti tatkala berada di tengah masyarakat. Saking begitu berartinya, sejarah perjalanan sebuah bangsa pada kebanyakkan negara di dunia telah mencatat bahwa perubahan sosial (social change) yang terjadi hampir sebagian besar dipicu dan dipelopori oleh adanya gerakan perlawanan mahasiswa.[MTI] [Jurnal Transparansi Edisi 20/Mei 2000] [Jurnal Transparansi Online]
Dalam penyatuan mahasiswa dalam pesta demokrasi baik didalam kampus maupun diluar kampus perlu meningkatkan daya pikir yang luas baik pengetahuan politik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk menjaga komitmen pergerakan mahasiswa dengan elemen masyarakat dalam mewujudkan agenda yang diharapkan, langkah penting yang harus dilakukan bahwa kita akan turut serta dalam kampanye progresif dan memperdebatkan stiap isu untuk digunakan rujukan dalam mengambil isu utama dalam melakukan aksi bersama.
Pergerakan perjuangan mahasiswa harus dihubungkan dengan golongan buruh, hubungan penyatuan di akar rumput selalu harus diperkuat supaya komitmen yang dibangun bersama tidak mudah luntur. Idealisme yang dipegang dan kamitmen pada lingkungan pragmatisme sering menjadi wajah tantangan gerakan itu, kebenaran nilai pergerakan serta kadar kemurnian moral force mahasiswa akan diuji oleh rakyat.
Link Gerakan Mahasiswa dan Elemen Rakyat Dalam Momentum:
PMII-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
HMI-Himpunan Mahasiswa Indonesia
PMKRI- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
GMNI-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
FPPI- Front Perjuangan Pemuda Indonesia
FKMM - Forum Komunikasi Mahasiswa Malang
Front Aksi Mahasiswa UNISMA Malang
FKMS- Forum Komunikasi Mahasiswa Surabaya
FORMAJO-Forum Komunikasi Mahasiswa Jombang
SDIMPRES Jember
FAMI- Front Aksi Mahasiswa Indonesia
SMUR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat
DEMUD
Agresu - Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara
FKMSB - Forum Komunikasi Sumatera Barat
FABRI - Front Aksi Bersama Rakyat Indonesia
FKMB - Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung
FIM B - Front Indonesia Muda Bandung
FAMU - Front Aksi Mahasiswa Unisba
GMIP - Gerakan Mahasiswa Indonesia Untuk Perubahan
KPMB - Komite Pergerakan Mahasiswa Bandung
FAF - Front Anti Fasis
KM ITB - Keluarga Mahasiswa ITB
KM Unpar - Komite Mahasiswa Unpar
Presidium BEM Se-Trisakti - BEM Universitas Trisakti dan Sekolah Tinggi
LMND - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi [1]
FKSMJ - Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta
Forkot / Forum Kota - Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek [2]
Famred - Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi
Front Nasional [3]
Front Jakarta
KamTri - Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
KAMMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
HMI MPO - Himpunan Mahasiswa Islam -Majelis Penyelamat Organisasi
KB UI - Keluarga Besar Mahasiswa UI
FAM UI - Front Aksi Mahasiswa UI
Komrad - Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi
Gempur - Gerakan Mahasiswa untuk Perubahan
Forum Bersama / Forbes
Jaringan Kota / Jarkot [4]
LS-ADI Jakarta - Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia
HMR - Himpunan Mahasiswa Revolusioner
KAM - JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa Jakarta
POSKO C - Posko Cimanggis Jayabaya
JAM J - Jaringan Aksi Mahasiswa , Jakarta
DKM - Dewan Kaum Muda dan Mahasiswa Jakarta - Jakarta
FIMA- Forum Independen Mahasiswa Gunadarma-Kelapa Dua Depok
KBM-IPB - Keluarga Besar Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor
SMKR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Kedaulatan Rakyat
KPRP - Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan
FKMY - Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta
PPPY - Persatuan Perjuangan Pemuda Yogyakarta
FAMPERA - Front Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat
LMMY - Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta
DEMA - Dewan Mahasiswa UGM
SPPR - Solidaritas Pemuda untuk Perjuangan Rakyat
KeMPeD- Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi
SMPR - Solidaritas Mahasiwa Peduli Rakyat - berbasis di Universitas Sebelas Maret (UNS)
SMPTA - Solidaritas Mahasiswa Peduli Tanah Air
Posperra - Posko Perjuangan Rakyat [5]
Frontier - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat
FAMPR - Forum Aksi Mahasiswa Purwokerto untuk Reformasi
FKPMMB - Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Muhammadiyah Purwokerto
AbrI - Aksi bersama rakyat Indonesia
APR - Arek Pro Reformasi
ASPR - Arek Surabaya Pro Reformasi
FORMAD - Forum Madani
FPM - Front Perjuangan Mahasiswa
KAMI - Komite Aksi Mahasiswa ITS
KAMUS-PR- Kesatuan Aksi Mahasiswa Untag Surabaya Pro Reformasi
KONTRA-Komunitas Pelataran Kerakyatan Unhas[www.lmnd-rudihartono.blogspot.com
*Catatan: Daftar elemem gerakan ini tidak lengkap, bila anda mendapat informasi elemen yang belum ada dalam daftar ini anda bisa memasukkan daftar elemen baru di kolom komentar.
Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan.
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.)
Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai negara, menunjukkan begitu besarnya peranan mahasiswa dalam menyatukan kekuatannya dengan kekuatan rakyat.
Oleh karena itu, sejarah telah mencatat peranan yang amat besar yang dilakukan gerakan mahasiswa selaku prime mover terjadinya perubahan politik pada suatu negara. Secara empirik kekuatan mereka terbukti dalam serangkaian peristiwa penggulingan, antara lain seperti : Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Soekarno di Indonesia tahun 1966, Ayub Khan di Paksitan tahun 1969, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979, Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987, Ferdinand Marcos di Filipinan tahun 1985, dan Soeharto di Indonesia tahun 1998. Akan tetapi, walaupun sebagian besar peristiwa pengulingan kekuasaan itu bukan menjadi monopoli gerakan mahasiswa sampai akhirnya tercipta gerakan revolusioner. Namun, gerakan mahasiswa lewat aksi-aksi mereka yang bersifat massif politis telah terbukti menjadi katalisator yang sangat penting bagi penciptaan gerakan rakyat dalam menentang kekuasaan tirani. [MTI] [Jurnal Transparansi Edisi 20/Mei 2000] [Jurnal Transparansi Online]
Menurut Arbi Sanit, [5] ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka. Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda. Kelima, seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.
Disamping itu ada dua bentuk sumber daya yang dimiliki mahasiswa dan dijadikan energi pendorong gerakan mereka. Pertama, ialah Ilmu pengetahuan yang diperoleh baik melalui mimbar akademis atau melalui kelompok-kelompok diskusi dan kajian. Kedua, sikap idealisme yang lazim menjadi ciri khas mahasiswa [6]. Kedua potensi sumber daya tersebut ‘digodok’ tidak hanya melalui kegiatan akademis didalam kampus, tetapi juga lewat organisasi-organisasi ekstra universitas yang banyak terdapat di hampir semua perguruan tinggi. (Jurnal Pemikiran Islam Vol.1, No.2, Juni 2003 Imam Cahyono: Melacak “akar”Ideologi Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Ada keraguan yang sering menghantui kita ketika kita melihat lintas gerakan yang berujung pada pilihan politik praktis sebagai alat perjuangan, namun demikian sering kali justru hanya sebagai setempel untuk memuaskan pihak luar yang mana ikut terlibat dalam proses pergantian kepemimpinan. Ada beberapa analisa yang mengaitkan keraguan ini dengan kurang konsisten-an dalam mempertahankan idialismenya, seperti sejarah orde baru dimana menggunakan mantan tokoh gerakan mahasiswa untuk digunakan ligitimasi mempertahankan kekuasaan. Contoh riel di dalam perjalanan sejarah gerakan mahasiswa:
Gerakan mahasiswa yang tertua yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia adalah Perhimpoenan Indonesia di Belanda, yang didirikan pada 1922 oleh Mohammad Hatta, yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam.Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Akbar Tanjung, Cosmas Batubara Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi, dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. (Wekipedia, Sejarah Gerakan Mahasiswa Indonesia)
Waktu Yang Pendek
Mahasiswa datang dari berbagai latar belakang sosial dan latar belakang pendidikan yang menyebabkan, tidak ada yang mendasari bersatunya latar belakang politik dan ekonomi yang bisa mempersatukan semua mahasiswa. Oleh karena itu pergerakan mahasiswa yang mana pun akan dibatasi pada bagian populasi mahasiswa dalam setiap angkatan masuk perguruan tinggi. Dengan pendeknya waktu yang dimiliki mahasiswa di perguruan tinggi menjadikan lemahnya dalam menetukan pilihan organisasi karena disamping menyangkut masalah waktu untuk belajar, fokus disiplin ilnu yang di ambil dan juga persoalan biaya . Dengan demikian nalar dan aksi sering kali merintangi program sebagaimana tujuan dan hasil yang akan dicapai jangka panjang.
Penyatuan Mahasiswa
Secara Theoritis penyatuan mahasiswa adalah konstitusional demokratis, berdasarkan asas delegasi yang dipilih secara langsung, dapat diamanatkan dan dapat teringat.Tetapi karena siklus perguruan, satu-satunya kekuatan terus-menerus dalam penyatuan mahasiswa adalah kadan-kadang dengan ironis terlibat terlalu jauh dengan birokrasi perguruan tinggi, secara teoretis membatasi hubungan birokrasi bisa menjerat dan menghalangi kerja penyatuan, akan tetapi untuk organ gerakan mahasiswa mempunyai cirri-ciri dan prinsip yang berbeda dengan struktur akademika perguruan tinggi atau model kepemimpinan birograsi kampus.
Arah utama kerja mahasiswa sebaiknya dalam menambah partisipasi langsung di dalam penyatuan rakyat terhadap penyelenggaraan demokrastisasi, mempertahankan prisnsip gerakan dan menambah otonomi yang telah ada dalam organisasi dari perguruan tinggi dan birokrasi negara. Atas derajat ideologis, sebagaiaimana di dalam pergerakan penyatuan petani, buruh dan organisasi mahasiswa, dapat di ukur dari kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pelayanan advokasi dalam setiap isu baik budaya, politik,ekonomi , hak asasi manusia dan hukum. Dan juga khususnya menyangkut masalah kesehatan, pendidikan dan sembako.
Mahsiswa mencoba memperbaiki gejala yang timbul dari sebab utama sebagai bentuk nalar kritis dalam analisa sosial.Tugas utama akan menahan mitos bahwa pergerakan mahasiswa di perguruan tinggi untuk menyampaikan gagasan secara kritis dan memberikan ruang alternatif bagi rakyat di dalam pelayanan pendidikan politik untuk menjadikan mitra pendidikan kewarganegaraan dan advokasi rakyat.Sekarang ini, seringkali penyatuan mahasiswa sebagian besar terlibat dalam kebutuhan kesejahteraan mahasiswa saja dan pelayanan dalam perguruan tinggi, dan juga sering kali lebih politis dibandingkan diluar kampus. Sangat sedikit apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengontrol proses politik diluar kampus. tetapi, mungkin untuk memakai penyatuan untuk perjuangan politik, diberi keterbatasan pergerakan mahasiswa karena kecilnya minat mahasiswa terhadap isu-isu yang berbau politik. Ini sebagian besar tergantung pada kerja akar rumput atau anggota mahasiswa untuk menyatukan gagasan terhadap isu-isu riel yang terjadi di masyarakat dan perguruan tinggi dengan aktivis advokasi mahasiswa.
Pergerakan Nasional dan Moral Force Egalitarian
Sekali lagi kesatuan mahasiswa Indonesia di dalam teori demokratis dan juga arah kerja mahasiswa dalam memperkuat struktur demokratisnya dapat berimbas terhadap lingkungan diluar kampus dan bisa merangsang struktur akar rumput..Tetapi, seperti semua kesatuan yang melalui pendekatan isu bersama untuk penyatuan pergerakan mahasiswa secara nasional sering kali gagal, karena banyaknya kelompok yang berkepentingan, baik itu dari dalam maupun dari luar gerakan mahasiswa itu. Juga, karena susunan sosial organisasi mahasiswa yang bermacam-macam dan fakta bahwa mahasiswa tinggal di perguruan tinggi hanya sementara, hal itu riel kesadaran 'politik mahasiswa' tidak bisa menghasilkan apa saja yang di inginkan dalam program kerja. kesadaran yang sama di tingkat nasional tidak mudah untuk mensinergikan kekuatan mahasiswa ditingkat bawah. Keberadaan mahasiswa dalam merajut kekuatan egalitarian baik distruktur paling bawah sampai struktur paling atas membutuhkan nalar kritis dan kesadaran nasional, seperti pelatihan dan study analisa sosial suatu upaya mempermudah untuk menyatukan setiap isu utama. Ruang alternatif bisa menjadi pilihan untuk mempermudah mensukseskan agenda aksi bersama secara nasional.
Bangunan Pergerakan Mahasiswa
Karena mahasiswa dari banyak latar belakang sosial, gerakan politik mahasiswa cenderung penggunaan politik yang paling mudah untuk memungkinkan merebut jumlah suara mahasiswa yang paling besar. Pergerakan yang berdasarkan tuntutan persoalan riel masyarakat yang dapat melakukan aksi advokasi diri akhirnya akan gagal karena pendekatan politik, pertemuan silaturahmi tidak terbuka dan perbedaan menjadi kecurigaan di antara personal maupun kelompok dalam menciptakan suasana kampanye. Aksi sebaiknya diawali dengan melakukan percobaan untuk mengorganisir diantara organ gerakan yang sama dengan isu di kampus lain. Pergerakan mahasiswa dengan sifat dasar mereka terbatas, akan tetapi adalah tempat di mana mahasiswa berkepentingan secara aktif menghasilkan politik dan perubahan sosial akan masa depan yang lebih baik. Aksi riel pergerakan nasional sebaiknya mempergunakan kekuatan gerakan mahasiswa dan elemen msyarakat untuk keseimbangan politik praktis dan penyatuan kekuatan dengan rakyat sangat penting, seperti peristiwa gerakan mahasiswa yang terjadi pada 1998.
Garis keorganisasian di antara lingkungan organisasi mahasiswa dan kepemudaan sedapat mungkin mempergunakan pengalaman dimana pengalaman itu didapat , sehingga tarjet yang kita inginkan berjalan dengan baik. Dengan secara aktif terlibat dalam pergerakan ini agaknya yang mengeluarkan pernyataan teoretis dimana kita akan membantu menghasilkan pembangunan lebih kuat libertarian pergerakan, dengan pengaturan diri, dan melaksanakan libertarian dengan metode dan model tertentu dalam mempraktekannya. Karena mahasiswa hanya tinggal di perguruan tinggi sebentar; aktivis yang berpengalaman selalu membiarkan alat yang mana di dapat mulai sejak awal. Namun mungkin untuk menawarkan garis kehidupan takan pergerakan mahasiswa progresif dengan membuat pelatihan dan mengkoordinasikan dengan kekuatan di luar kampus, serasa menusuk kekuatan dunia gerakan mahasiswa revolusioner dan menarik mereka ke dalam aktivitas yang lebih dapat mempertahankan nilai-nilai pergerakan yang idealis untuk tujuan proyek jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat.
Mahasiswa,Pekerja dan Akademik
Kampus bukan hanya terdiri atas mahasiswa dan akademikus, tapi juga teknik dan karyawan. Ada juga sebagian perguruan tinggi masih menyediakan organisasi kemahasiswaan seperti resimen mahasiswa (menwa). Organ-orang kampus yang telah menjadikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat bisa menciptakan cara pendidikan demokratis dan nalar kritis.
Bagaimanapun, kebutuhan yang sering menekan mahasiswa untuk kebutuhan sehari-hari dan bahkan tidak jarang mereka kesulitan mencari pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan dirinya. karena tekanan itu , secara alami terjadi gesekan di antara mahasiswa dan longgarnya pembatasan academia. Sebagaimana pekerja dan mahasiswa dalam melakukan aksi sosialnya, kita menganggap kaum buruh sebagai agen paling penting untuk melakukan perubahan dengan ukuran kontribusi pendapatan negara dan kehidupan sosial lainnya. Bagaimana buruh bisa sinergi dengan mahasiswa, menyusul adanya pandangan bahwa sebagai mahasiswa kadang merasa dirinya bagian dari kelas elit. Pandangan ini jangan sampai digunakan pihak lain untuk mengeksploitasi dan semata-mata untuk keuntungan keprihatinan mahasiswa tetapi merugikan upaya mempersatukan dua kekuatan, kekuatan kampus dan rakyat.
Mahasiswa Sebgaimana Elemen Masyarakat
Tingginya angka pengangguran dan sulitnya lapangan kerja, membuat mahasiswa mencari pekerjaan alternatif untuk memenuhi kebutuhannya. Rendahnya bantuan yang diberikan pemerintah terhadap perguruan tinggi untuk memenuhi standart kompetisi dibidang penelitian membuat mahasiswa prustrasi dan tidak peduli terhadap program kampus, kurang dilibatkannya mahasiswa dalam proyek penelitian berdampak pada rendahnya kompetisi mahasiswa dalam bidang penelitian. Cara mahasiswa membangun solidaritas dengan elemen masyarakat bisa dilahirkan dari kesadaran bersama ketika melihat realitas merasa senasib dan seperjuangan.
Meskipun ada non-homogenous diantara mahasiswa dan buruh tidak membuat organisasi mahasiswa mundur dalam menyatukan langkahnya untuk membangun aliansi lebih besar, seperti isu-isu naiknya harga kebutuhan pokok dll. Sebagai mana aksi sosial dalam pergerakan mahasiswa juga kemampuan mahasiswa dalam merespon isu krusial seringkali mempermudah menyatukan gagasannya dengan elemen masyarakat.
Komitmen
Sebagaimana gerakan advokasi mahasiswa dan organisasi pergerakan lainnya , percaya bahwa politik, ekonomi, hukum dan hak asasi manusia adalah yang paling realistis diperdebatkan. Oleh sebab itu memperkuat dan mempertahankan visi dan misi sebagai pergerakan mahasiswa perlu lebih ditingkatkan penguatan dari dalam. Juga pertemuan lintas kampus dan lintas gerakan sangatlah untuk memperkuat gagasan dan taktik mengawal perubahan dalam transisi demokrasi menuju Indonesia makmur sejahtera.
Dengan demikian, segala ragam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka melakukan koreksi atau kontrol atas perilaku-perilaku politik penguasa yang dirasakan telah mengalami distorsi dan jauh dari komitmen awalnya dalam melakukan serangkaian perbaikan bagi kesejahteraan hidup rakyatnya. Oleh sebab itu, peranannya menjadi begitu penting dan berarti tatkala berada di tengah masyarakat. Saking begitu berartinya, sejarah perjalanan sebuah bangsa pada kebanyakkan negara di dunia telah mencatat bahwa perubahan sosial (social change) yang terjadi hampir sebagian besar dipicu dan dipelopori oleh adanya gerakan perlawanan mahasiswa.[MTI] [Jurnal Transparansi Edisi 20/Mei 2000] [Jurnal Transparansi Online]
Dalam penyatuan mahasiswa dalam pesta demokrasi baik didalam kampus maupun diluar kampus perlu meningkatkan daya pikir yang luas baik pengetahuan politik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk menjaga komitmen pergerakan mahasiswa dengan elemen masyarakat dalam mewujudkan agenda yang diharapkan, langkah penting yang harus dilakukan bahwa kita akan turut serta dalam kampanye progresif dan memperdebatkan stiap isu untuk digunakan rujukan dalam mengambil isu utama dalam melakukan aksi bersama.
Pergerakan perjuangan mahasiswa harus dihubungkan dengan golongan buruh, hubungan penyatuan di akar rumput selalu harus diperkuat supaya komitmen yang dibangun bersama tidak mudah luntur. Idealisme yang dipegang dan kamitmen pada lingkungan pragmatisme sering menjadi wajah tantangan gerakan itu, kebenaran nilai pergerakan serta kadar kemurnian moral force mahasiswa akan diuji oleh rakyat.
Link Gerakan Mahasiswa dan Elemen Rakyat Dalam Momentum:
PMII-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
HMI-Himpunan Mahasiswa Indonesia
PMKRI- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
GMNI-Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
FPPI- Front Perjuangan Pemuda Indonesia
FKMM - Forum Komunikasi Mahasiswa Malang
Front Aksi Mahasiswa UNISMA Malang
FKMS- Forum Komunikasi Mahasiswa Surabaya
FORMAJO-Forum Komunikasi Mahasiswa Jombang
SDIMPRES Jember
FAMI- Front Aksi Mahasiswa Indonesia
SMUR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat
DEMUD
Agresu - Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara
FKMSB - Forum Komunikasi Sumatera Barat
FABRI - Front Aksi Bersama Rakyat Indonesia
FKMB - Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung
FIM B - Front Indonesia Muda Bandung
FAMU - Front Aksi Mahasiswa Unisba
GMIP - Gerakan Mahasiswa Indonesia Untuk Perubahan
KPMB - Komite Pergerakan Mahasiswa Bandung
FAF - Front Anti Fasis
KM ITB - Keluarga Mahasiswa ITB
KM Unpar - Komite Mahasiswa Unpar
Presidium BEM Se-Trisakti - BEM Universitas Trisakti dan Sekolah Tinggi
LMND - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi [1]
FKSMJ - Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta
Forkot / Forum Kota - Forum Komunitas Mahasiswa se-Jabotabek [2]
Famred - Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi dan Demokrasi
Front Nasional [3]
Front Jakarta
KamTri - Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti
KAMMI - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
HMI MPO - Himpunan Mahasiswa Islam -Majelis Penyelamat Organisasi
KB UI - Keluarga Besar Mahasiswa UI
FAM UI - Front Aksi Mahasiswa UI
Komrad - Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi
Gempur - Gerakan Mahasiswa untuk Perubahan
Forum Bersama / Forbes
Jaringan Kota / Jarkot [4]
LS-ADI Jakarta - Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia
HMR - Himpunan Mahasiswa Revolusioner
KAM - JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa Jakarta
POSKO C - Posko Cimanggis Jayabaya
JAM J - Jaringan Aksi Mahasiswa , Jakarta
DKM - Dewan Kaum Muda dan Mahasiswa Jakarta - Jakarta
FIMA- Forum Independen Mahasiswa Gunadarma-Kelapa Dua Depok
KBM-IPB - Keluarga Besar Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor
SMKR - Solidaritas Mahasiswa Untuk Kedaulatan Rakyat
KPRP - Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan
FKMY - Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta
PPPY - Persatuan Perjuangan Pemuda Yogyakarta
FAMPERA - Front Aksi Mahasiswa Peduli Rakyat
LMMY - Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta
DEMA - Dewan Mahasiswa UGM
SPPR - Solidaritas Pemuda untuk Perjuangan Rakyat
KeMPeD- Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi
SMPR - Solidaritas Mahasiwa Peduli Rakyat - berbasis di Universitas Sebelas Maret (UNS)
SMPTA - Solidaritas Mahasiswa Peduli Tanah Air
Posperra - Posko Perjuangan Rakyat [5]
Frontier - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat
FAMPR - Forum Aksi Mahasiswa Purwokerto untuk Reformasi
FKPMMB - Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Muhammadiyah Purwokerto
AbrI - Aksi bersama rakyat Indonesia
APR - Arek Pro Reformasi
ASPR - Arek Surabaya Pro Reformasi
FORMAD - Forum Madani
FPM - Front Perjuangan Mahasiswa
KAMI - Komite Aksi Mahasiswa ITS
KAMUS-PR- Kesatuan Aksi Mahasiswa Untag Surabaya Pro Reformasi
KONTRA-Komunitas Pelataran Kerakyatan Unhas[www.lmnd-rudihartono.blogspot.com
*Catatan: Daftar elemem gerakan ini tidak lengkap, bila anda mendapat informasi elemen yang belum ada dalam daftar ini anda bisa memasukkan daftar elemen baru di kolom komentar.
Comments
Sudah banyak sejarah yang mennggambarkan teman bahwa selama masih ada sesuatu yang melembaga ( baca : negara ) maka saat itu pula penindasan akan selalu muncul karena nilai-nilai akan distandarkan liwat kebijakan-kebijakan mereka...
Lantas,,apakah dengan begitu kita masih menginginkan negara begitu??
memang bener banyak contoh kalau sudah melembagakan atu dilembagakan sering kali medah di interpensi dan mungkin juga mudah mengekang. Tapi kalau lembaga atau setingkat negara menjadi ukuran dimana riskan akan penindasan maka harus ada keseimbangan kekuatan rakyat dan institusi negara.
Di atas adalah salah satu uraian logika dalam analisa struktur dan penyatuan visi-misi.
Pengambilalihan kekuasaan oleh rakyat tidak menjadikan negara sebagai mesin "yang tidak menindas" tetapi malah melahirkan rezim baru yaitu "rezim-proletar" yang totaliter.....
-blejeti kejahatan rezim orba dan kroni-kroninya
-bubarkan partai-partai haram-jadah hasir pekosaan ham dan demokrasi, sebagai tabir asap demokrasi orba dan beri peluan kepada partai-partai demi reformasi
-perlu ada organisasi yang kuat dengan semboyan: jangan membunuh seekor nyamukpun dalam gerakan reformasi dengan kritik dan otokritik demi rekonssiliasi nasional; jauhkan dari rasa balas dendam.