Skip to main content

Gelombang Demokrasi Pilpres 2009 dan Pemimpin Negarawan


Oleh Iksan Hb

Mencari sosok pemimpin negarawan bagaikan menambang emas di lumpur, ada satu hal yang paling menarik untuk di cari dengan akal sehat adalah kesederhanaan, kemauan, kemampuan, mempunyai prinsip dan berintegritas. Rakyat sudah terlatih dengan salah pilih dengan tidak ragu dan berbelit-belit dalam menentukan pilihannya, apakah itu karena kemauan sendiri atau ada yang mempengaruhi. Keinginan yang selalu ada dalam pikiran rakyat adalah mencari kesejahteraan, apakah mengoyak dari sisi sumberdayanya atau menunggu keterlibatan negara. Sosok pemimpin sering kali dijadikan dalil untuk berargumen, akan tetapi di lapangan berbeda bahwa sembako masih daya tarik dalam menentukan pilihan.

Kepentingan diri sendiri mudah kita dapat disetiap level pemimpin, yang sulit adalah mencari sosok pemimpin yang tahu, mau dan mampu, larut dalam tugas-tanggung jawab pada kepentingan yang lebih besar (kepentingan pada yang kuasa atas kedaulatan rakyat). Tokoh Senayan sebagaimana pemain didalamnya, bayak politikus yang suka bermain dibelakang panggung.

Persoalan bangsa yang terus melilit dan terus berbenah diri, hendaknya aktivis dan kekuatan rakyat mengambil sikap tegas tanpa kompromi pada yang tidak adil pada hak-hak rakyat. Sehingga kekuatan rakyat bersatu menggali sosok negarawan tanpa bagi-bagi kursi akan mudah ditemukan dan mampu mengambil alih kepemimpinan yang kuat. Membonceng yang tidak berpihak pada yang berdaulat dan tidak adil akan membahayakan suatu bangsa yang merdeka. Kita tidak pernah tunduk pada yang kuat tapi tidak adil tapi kita akan kompetisi secara sehat dengan negara dan pemimpin manapun demi kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.

Sebagaimana saya katakan di artikel sebelumnya transisi demokrasi Indonesia telah berjalan, perkembangan demokrasi di Indonesia yang baik banyak pemimpin dan masyarakat internasional ingin belajar bagaimana transisi demokrasi tumbuh di Indonesia. Kalau kita terlena dengan pujian orang lain, sedangkan infrastruktur demokrasi kita belum kuat dan bahkan belum terakses oleh masyarakat maka sangat mungkin akan mengalami kemunduran demokrasi.

Menata kembali demokrasi yang sedang berjalan tidaklah mudah, gelombang kekuatan anti demokrasi memboncengi kita dengan menggunakan institusi negara, bukan hanya pada kelembagaan politik atapi sudah masuk pada agenda reformasi hukum untuk kepentingan kelompok tertentu. Harapan rakyat pada penggerak reformasi perlunya konsolidasi telah dilakukan sejak pergantian kekuasaan, akan tetapi konsolidasi itu tidak pernah terjadi. Apa yang menjadi sulit terciptanya konsolidasi demokrasi dijalan reformasi? Sepertinya kita sulit menjawab, tapi paling tidak kita belajar dari proses politik yang sedang berjalan, dimana para aktivis pro demokrasi dan pro reformasi sudah masuk di mana-mana seperti ada yang masuk ke lubang buaya ORBA ada juga yang hasil cangkoan ORBALA (orde baru dan orde lama). Sipil yang tidak bergairah pada pilihan semu masih bisa menjadi satu kekuatan yang masih diharapkan dalam kebangkitan Indonesia.

Periode yang sangat pahit dimana rakyat harus kehilangan nyawa dan harta bendanya berhasil mengusir penjajah. Proses kepemimpinan konvensional dan gaya paguyuban 1945-1959 adalah salah satu peristiwa dimana merupakan emberio terbentuk jiwa kebangsaan Indonesia dalam berdemokrasi, dorongan kuat bukan dari pihak luar akan tetapi didorong oleh semangat kebangsaan dalam sepirit kenegarawanan. Rakyat yang masih menyimpan roh revolusioner dalam aksinya tidak pernah mengedepankan patembayan semu karena di dalamnya Kultur semi-feodal , paguyuban sebagai symbol persatuan menjadikan kekuatan di tengah transisi negara demokrasi. Meskipun itu tidak dikenal dinegara yang menganut paham demokrasi ala barat , sungguh mendambakan demokrasi made in Indonesia yang kita kenal demokrasi pancasila. Peristiwa besar pada tahun 1960-an sampai pergantian kekuasaannya symbol demokrasi pancasila masih digunakan. Karena begitu longgarnya demokrasi Pancasila menyebabkan rezimentasi tumbuh kuat dan berkuasa selama 32 tahun. Tekad dan refleksi revolusioner dan diboncengi krisis ekonomi 1998, menyatukan semangat paguyuban ala modern, terorganisir secara rapi dengan mengibarkan semangat perubahan kemudian lahirlah kepemimpinan baru dengan damai sedikit kekerasan. Perjalanan panjang bangsa ini tidak bisa dipisahkan dengan peran tokoh masyarakat dan elit politik, terkadang rakyat senang dengan peran elit mereka tapi disisi lain benci pada elit yang merusak tatanan dan hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Kebencian dan koreksi rakyat karena banyaknya peran elit yang hanya menjadi pelengkap, suka dagang sapi dan rapuh nasionalisme.

Sebelas tahun kita dapat pelajaran dan pengalaman merancang negara yang demokratis, meski harus melewati jalan terjal. Biarkan kita membangun demokrasi secara mandiri tetapi ikut berperan disetiap percaturan internasional. Harapan munculnya pemimpin yang mempunya jiwa kebangsaan dan kenegarawanan harus dilakukan sekarang, menjaring melalui proses demokrasi dan memupuk jejaring konsolidasi anak bangsa harus juga dilakukan. Pemilu Presiden 2009 yang jatuh pada Juli mendatang tidaklah cukup dengan tiga pasangan (SBY-Budiono, JK-Wiranto dan Mega Prabowo) tapi lebih dari itu peran serta seluruh rakyat Indonesia dalam menentukan nasib bangsanya adalah mutlak keberadaannya.

Comments

idstreet said…
Keren banget ...
Yose Suparto said…
TRADING ONLINE
BROKER AMAN TERPERCAYA
PENARIKAN PALING TERCEPAT
- Min Deposit 50K
- Bonus Deposit 10%** T&C Applied
- Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com
Unknown said…
Ini baru maknyus..

POKERWAW
BANDAR POKER
CARA DAFTAR POKER ONLINE
CARA DAFTAR POKER ONLINE INDONESIA
MENERIMA DEPOSIT PULSA
BONUS MEMBER BARU 30%
WOW KEREN

Hubungi kami melalui cara di bawah ini
BBM : POKERWAW
WhatsApp : (+855)715381888
LINE : POKERWAW
LIVECHAT POKERWAW

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n