Oleh IksanHb
Kenapa banyak politisi dan tokoh masyarakat masuk wilayah isu Golput? Adakah benang merah apatisnya masyarakat terhadap proses politik? Secara kasat mata bahwa Golput selalu menang di setiap Pilkada baik pemilihan Walikota/Bupati maupun Gubernur. Kalu sekarang banyak kelompok masyarakat maupun politisi semakin menekan KPU, Partai dan pemerintah untuk adil dalam dalam proses demokratisasi, itu artinya betapa pentingnya proses politik yang menjunjung tinggi demokratisasi dan jujur. “Golput” menjadi barang yang dianggap langka saat ini adalah salah kaprah karena hamper setiap PEMILU angka Golput sangat tinggi.
Dengan proses politik yang terjadi saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa kekecewaan yang luar biasa yang dialami oleh pemilih baik dari golongan partai politik maupun independent (tidak berafiliasi kesalah satu partai) sudah pada ambang yang sangat memprihatinkan. Tulisan ini bukan berarti dialamatkan pada satu orang atau lembaga yang mengurus proses politik akan tetapi penulis mencoba mencari tahu apa yang menjadi penyebab ancaman maupun angka Golput yang sangat tinggi dalam proses PILKADA semua ini.
GOLONGAN PUTIH (golput) atau orang yang tidak memberikan hak pilihannya dalam setiap pemilu, baik saat Orde Baru maupun saat ini. Kini muncul kekuatan baru kelompok maupun perorangan yang mengancam akan tidak memeberikan haknya dalam pemilu 2009 mulai menggema bahkan sudah menjadi isu dan prokontra dikalangan politisi maupun lebih jauhlagi menyeret lembaga halal- haram/ Majlis Ulama Indonesia (MUI). Meskipun dalam faktanya golput disetiap PILKADA memperoleh angka tinggi namun kentaan ini tidak mengurangi proses politik kotor dan juga yang paling mempengaruhi orang untuk melakukan golput karena kebijakan pemerintah yang berhadapan dengan keinginan darakyat dan prilaku wakil rakyat yang sangat merugikan konstituennya.
Baru-barui ini kelompok petani melakukan aksi yang menyuarakan aspirasinya tentang kelangkaan pupuk dan salah satunya adalah mengancam akan Golput seperti yang di lansir diharian Kompas :
PEMALANG, RABU — Akibat kesulitan mendapatkan pupuk urea, ratusan petani di Kabupaten Pemalang mengancam tidak menggunakan hak pilih atau golput dalam Pemilu 2009. Ancaman tersebut disampaikan saat mereka berunjuk rasa di halaman kantor DPRD Pemalang, Rabu (10/12).
Selain membawa poster dan sejumlah tulisan meminta kemudahan mendapatkan pupuk, sebagian peserta mengenakan pakaian bertuliskan huruf yang membentuk tulisan "golput". Mereka juga membawa spanduk berisi kritik terhadap semboyan "Bali Desa Bangun Desa", yang ternyata hingga saat ini belum mampu menyejahterakan petani. Bentuk protes tersebut mereka wujudkan dalam tulisan "Mbangun Deso Mbalelo Deso" yang berarti membangun desa, membangkang pada desa. Kompas Rabu, 10 Desember 2008.
Dan juga kekecewaan rakyat terhadap pemerintah karena menaikkan harga BBM, dimana pemerintah beralasan menaikkan harga BBM karena naikknya harga minnyak dunia naik. yang secara nyata telah menambah beban rakyat. Meskipun pada akhirnya pemerintah menurunkan harga BBM pada minggu yang lalau dalam kisaran 500 rupiah, tetapi tidak sepadan dengan harga minnyak dunia yang turun samapai level sangat rendah, dimana pemerintah beralasan menaikkan harga BBM karena naikknya harga minnyak dunia naik. Contoh kongkrit diikuti turunnya harga BBM diseluruh dunia ketika harga minnyak dunia turun, salah satunya nyata adalah harga bensin di Amerika yang turun lebih dari separuh yang mana pada bulan September naik sampai harga bensin 4 dolar /gallon dan sekarang turun menjadi 1,45 dolar /gallon.
Kekecewaan juga ketidak peduliannya DPR dalam menagani kasus naiknya harga BBM yang telah meraup korban, baik yang dialami rakyat maupun penangkapan demonstran secara membabi buta. Yang lebih mengecewakan lagi adalah ketidak seriusannya DPR dalam menjalankan pansus BBM tanpa ujung, penanganan korban lapindo dan banyaknya tindakan amoral yang dilakukan salah satu anggota DPR terutama masalah korupsi.
Lintas nalar, praktek politik dan pilihan Golput
Jargon yang sering menjadi slogan yang dikampanyekan oleh pemerintah dan iklan KPU yang membawa nalar pendek penghakiman bagi pemilih dengan harus memilih menjadi orang bijak atau tidak bagi pemilih. Bisikan orang terhadap iklan KPU ini tentu menjadi boomerang sebaliknya. Bahkan diantara kelompok masyarakat mempertanyakan, mengapa orang golput atau orang tidak memberikan hak pilihannya dalam proses pemilu?
Banyak gagasan lama seperti apara aktifis dan tokoh-tokoh nasional pada masa Orde Baru.dimana pemerintah Orde Baru memaksa rakyat harus memilih GOLKAR, kini rakyat baik dari kelompok tani, buruh maupun tokoh politik seperti KH Abdurahman Wahid melalui partainya menyerukan Golput pada pemilu 2009 karena lembaga pemilu tidak bersikap adil.
Kenapa pemerintah, tokoh masyarakat maupun pemerintah takut dengan Golongan putih (Golput) sebenarnya Golput adalah dimana pemilih tidak mempunyai pilihan yang sesuai dengan hati nuraninya, bukan masala Golput itu sebuah organisasi atau bukan. Fenomena Golput ada karena bentuk protes terhadap pemerintah maupun partai politik karena telah mengebiri hak-hak politik orang lain dan dianggap merusak proses politik dalam berdemokrasi. Golput seharusnya menjadi intropeksi dan dilihat dari sisi pendidikan politik bagi masyarakat. Dengan tidak memutuskannya pilihan dalam Pemilu bukan berarti harus dipaksakan, apa lagi pakek difatwakan segala. Dengan kritisnya pemilih untuk tidak memilih salah satu, bukan berarti harus dipaksakan memilih pepesan kosong (omomg kosong) tapi itu bentuk kecerdasan dan krakyat dalam mengambil keputusannya untuk tidak memilih atau memilih salah satu secara hati-hati.
Salah satu pengalaman yang masih segar dan bahkan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi rakyat Amerika, yangmana proses politik yang begitu krusialnya karena sang kandidat berasal dari kulit hitam dan latar belakang keluarganya yang kontrofersial dan bahkan masalah aliran politik sampai masalah agama yaitu Brack Obama. Obama presiden terpilih dari partai democrat pada bulan November bulan lalu mampu meraup perolehan suara yang sangat tinggi dan mengalahkan lawannya Mc Cain dari partai Republik. Menjadi pendidikan politik tersendiri bagi pemilih dimana saat pemilihan presiden tiba rakyat Amerika rela antri berjam-jam hanya untuk memilih calon presidennya. Kenapa pemilih begitu antusiasnya datang ke TPS, meskipun banyak catatan proses kampanye disertai dengan aksi kampanye kotor bahkan diluar nalar demokrasi yang dialamatkan Obama? Karena kemampuan Obama dan tim kampanyenya dalam menyampaikan agenda-agenda perubahannya mampu meyakinkan pemilih untuk datang ke TPS dan memilih dia.
Bayang-bayang GOLPUT Pemilu 2009
Ketika iklan politik menjadi barang dagangan yang populer, nampaknya kita bertanya-tanya apa yang diperoleh rakyat untuk menyambut pemilihan umum (pemilu) 2009 dan yang bisa diharapkan perubahan dari pemilu 2009?
Ikut menyumbangkannya peran pemerintah, partai politik dan lembaga pemilu Indonesia dalam aksi Golput. Beberapa undang-undang baru pun dibuat, tapi banyak menimbulkan prokontra baik masalah aturan Pilpres dan undang-undang pemilu. Pengalaman Pilpres pada tahun 2004 dimana rakyat sebelumnya memilih pemimpin bagaikan memilih kucing dalam karung, pertamakalinya. Pemilu pertama (2004) dimana rakyat memilih langsung pemilihnya pun dilaksanakan. Kemudian terpilihnya Susilo Bambang Yudhono berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Dengan begitu rakyat menaruh harapan yang begitu besar terhadap proses politik yang bersejarah pada tahun 2004 itu dan juga berharap presiden terpilih mampu memberikan kehidupan yang lebih baik. Pilihan dan kenyataan ekonomi yang masih lamban dan bahkan masih belum pulih, janji pemerintah yang dipimpin oleh SBY-JK sangat ditunggu-tunggu hasilnya, karena begitu lamanya penderitaan yang dialami sebagian besar rakyat karena dampak krisis moneter dan krisis moral politik.
Kini menjadi kenyataan, setelah hamper genap 5 tahun kepemimpinan SBY-JK wajah ganteng dan janji-janji kosong semakin menjadi prustrasi dan menambah beban lebih berat. ketika di awal pemerintahannya rakyat terkejut bukan kepalang, bagaimana tidak, hampir dipojok-pojok gedung, di warung-warung banyak orang hawatir dengan rencana pemerintah menaikkan BBM. Bola panas yang berbentuk BBM tersebut bukan lagi menjadi kehawatiran, akan tetapi menjadi lebih liar dan merusak sendi-sendi konstitusi kita dengan menjebol hak-hak dasar rakyat. Aturan main diluar arena konstitusi mulai ditabrakkan dengan alasan keamanan dan stabilitas politik, sehingga penangkapan para aktifis menjadi sebuah keharusan, sehingga pembenaran tidak rasional menjdi posisi tawar dan menggelikan. Jumlah penduduk miskin bertambah tapi lalau pemerintah berapology dan ducking (ngeles) sana-sini menjadi bias akan data rakyat miskin.
Kebijakan pemerintah menggunakan standart ganda seakan kurang objektif, dimana kondisi sebenarnya rakyat tidak terbaca dan tertutupi oleh lapisan birokrasi dibawahnya. Jurang antara orang kaya dengan orang miskin semakin tidak bisa ditutupi. Biya hidup yang semakin berat adalah salah satu pilihan berat juaga untuk memberikan hak pilihannya, apa lagi semakin tpisnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan partai politik.
Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah, partai politik dan lembaga pemilu dalam menyikapi isu Golput yang disuarakan oleh para petani, buruh, dan tokoh masyarakat di pemilu mendatang? Tentu saja Golput kita maknai sebagai aksi protes terhadap partai dan pemerintah sebagaimana sudah kita kemukakan di atas. Hal yang juga harus diperhatikan bahwa Golput merupakan hak pilihan untuk tidak memilih pepesan kosong. Untuk tidak menambah rakyat apatis terhadap pemilu yang akan datang, saatnya sekarang berubah, rakyat sudah tidak sabar lagi menunggu perubahan hidup yang lebih baik. Hentikan janji-janji kosong, berikan agenda yang rasional untuk melakukan perubahan dan ikuti aturan main yang benar dalam proses politik-proses demokratisasi.
Kenapa banyak politisi dan tokoh masyarakat masuk wilayah isu Golput? Adakah benang merah apatisnya masyarakat terhadap proses politik? Secara kasat mata bahwa Golput selalu menang di setiap Pilkada baik pemilihan Walikota/Bupati maupun Gubernur. Kalu sekarang banyak kelompok masyarakat maupun politisi semakin menekan KPU, Partai dan pemerintah untuk adil dalam dalam proses demokratisasi, itu artinya betapa pentingnya proses politik yang menjunjung tinggi demokratisasi dan jujur. “Golput” menjadi barang yang dianggap langka saat ini adalah salah kaprah karena hamper setiap PEMILU angka Golput sangat tinggi.
Dengan proses politik yang terjadi saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa kekecewaan yang luar biasa yang dialami oleh pemilih baik dari golongan partai politik maupun independent (tidak berafiliasi kesalah satu partai) sudah pada ambang yang sangat memprihatinkan. Tulisan ini bukan berarti dialamatkan pada satu orang atau lembaga yang mengurus proses politik akan tetapi penulis mencoba mencari tahu apa yang menjadi penyebab ancaman maupun angka Golput yang sangat tinggi dalam proses PILKADA semua ini.
GOLONGAN PUTIH (golput) atau orang yang tidak memberikan hak pilihannya dalam setiap pemilu, baik saat Orde Baru maupun saat ini. Kini muncul kekuatan baru kelompok maupun perorangan yang mengancam akan tidak memeberikan haknya dalam pemilu 2009 mulai menggema bahkan sudah menjadi isu dan prokontra dikalangan politisi maupun lebih jauhlagi menyeret lembaga halal- haram/ Majlis Ulama Indonesia (MUI). Meskipun dalam faktanya golput disetiap PILKADA memperoleh angka tinggi namun kentaan ini tidak mengurangi proses politik kotor dan juga yang paling mempengaruhi orang untuk melakukan golput karena kebijakan pemerintah yang berhadapan dengan keinginan darakyat dan prilaku wakil rakyat yang sangat merugikan konstituennya.
Baru-barui ini kelompok petani melakukan aksi yang menyuarakan aspirasinya tentang kelangkaan pupuk dan salah satunya adalah mengancam akan Golput seperti yang di lansir diharian Kompas :
PEMALANG, RABU — Akibat kesulitan mendapatkan pupuk urea, ratusan petani di Kabupaten Pemalang mengancam tidak menggunakan hak pilih atau golput dalam Pemilu 2009. Ancaman tersebut disampaikan saat mereka berunjuk rasa di halaman kantor DPRD Pemalang, Rabu (10/12).
Selain membawa poster dan sejumlah tulisan meminta kemudahan mendapatkan pupuk, sebagian peserta mengenakan pakaian bertuliskan huruf yang membentuk tulisan "golput". Mereka juga membawa spanduk berisi kritik terhadap semboyan "Bali Desa Bangun Desa", yang ternyata hingga saat ini belum mampu menyejahterakan petani. Bentuk protes tersebut mereka wujudkan dalam tulisan "Mbangun Deso Mbalelo Deso" yang berarti membangun desa, membangkang pada desa. Kompas Rabu, 10 Desember 2008.
Dan juga kekecewaan rakyat terhadap pemerintah karena menaikkan harga BBM, dimana pemerintah beralasan menaikkan harga BBM karena naikknya harga minnyak dunia naik. yang secara nyata telah menambah beban rakyat. Meskipun pada akhirnya pemerintah menurunkan harga BBM pada minggu yang lalau dalam kisaran 500 rupiah, tetapi tidak sepadan dengan harga minnyak dunia yang turun samapai level sangat rendah, dimana pemerintah beralasan menaikkan harga BBM karena naikknya harga minnyak dunia naik. Contoh kongkrit diikuti turunnya harga BBM diseluruh dunia ketika harga minnyak dunia turun, salah satunya nyata adalah harga bensin di Amerika yang turun lebih dari separuh yang mana pada bulan September naik sampai harga bensin 4 dolar /gallon dan sekarang turun menjadi 1,45 dolar /gallon.
Kekecewaan juga ketidak peduliannya DPR dalam menagani kasus naiknya harga BBM yang telah meraup korban, baik yang dialami rakyat maupun penangkapan demonstran secara membabi buta. Yang lebih mengecewakan lagi adalah ketidak seriusannya DPR dalam menjalankan pansus BBM tanpa ujung, penanganan korban lapindo dan banyaknya tindakan amoral yang dilakukan salah satu anggota DPR terutama masalah korupsi.
Lintas nalar, praktek politik dan pilihan Golput
Jargon yang sering menjadi slogan yang dikampanyekan oleh pemerintah dan iklan KPU yang membawa nalar pendek penghakiman bagi pemilih dengan harus memilih menjadi orang bijak atau tidak bagi pemilih. Bisikan orang terhadap iklan KPU ini tentu menjadi boomerang sebaliknya. Bahkan diantara kelompok masyarakat mempertanyakan, mengapa orang golput atau orang tidak memberikan hak pilihannya dalam proses pemilu?
Banyak gagasan lama seperti apara aktifis dan tokoh-tokoh nasional pada masa Orde Baru.dimana pemerintah Orde Baru memaksa rakyat harus memilih GOLKAR, kini rakyat baik dari kelompok tani, buruh maupun tokoh politik seperti KH Abdurahman Wahid melalui partainya menyerukan Golput pada pemilu 2009 karena lembaga pemilu tidak bersikap adil.
Kenapa pemerintah, tokoh masyarakat maupun pemerintah takut dengan Golongan putih (Golput) sebenarnya Golput adalah dimana pemilih tidak mempunyai pilihan yang sesuai dengan hati nuraninya, bukan masala Golput itu sebuah organisasi atau bukan. Fenomena Golput ada karena bentuk protes terhadap pemerintah maupun partai politik karena telah mengebiri hak-hak politik orang lain dan dianggap merusak proses politik dalam berdemokrasi. Golput seharusnya menjadi intropeksi dan dilihat dari sisi pendidikan politik bagi masyarakat. Dengan tidak memutuskannya pilihan dalam Pemilu bukan berarti harus dipaksakan, apa lagi pakek difatwakan segala. Dengan kritisnya pemilih untuk tidak memilih salah satu, bukan berarti harus dipaksakan memilih pepesan kosong (omomg kosong) tapi itu bentuk kecerdasan dan krakyat dalam mengambil keputusannya untuk tidak memilih atau memilih salah satu secara hati-hati.
Salah satu pengalaman yang masih segar dan bahkan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi rakyat Amerika, yangmana proses politik yang begitu krusialnya karena sang kandidat berasal dari kulit hitam dan latar belakang keluarganya yang kontrofersial dan bahkan masalah aliran politik sampai masalah agama yaitu Brack Obama. Obama presiden terpilih dari partai democrat pada bulan November bulan lalu mampu meraup perolehan suara yang sangat tinggi dan mengalahkan lawannya Mc Cain dari partai Republik. Menjadi pendidikan politik tersendiri bagi pemilih dimana saat pemilihan presiden tiba rakyat Amerika rela antri berjam-jam hanya untuk memilih calon presidennya. Kenapa pemilih begitu antusiasnya datang ke TPS, meskipun banyak catatan proses kampanye disertai dengan aksi kampanye kotor bahkan diluar nalar demokrasi yang dialamatkan Obama? Karena kemampuan Obama dan tim kampanyenya dalam menyampaikan agenda-agenda perubahannya mampu meyakinkan pemilih untuk datang ke TPS dan memilih dia.
Bayang-bayang GOLPUT Pemilu 2009
Ketika iklan politik menjadi barang dagangan yang populer, nampaknya kita bertanya-tanya apa yang diperoleh rakyat untuk menyambut pemilihan umum (pemilu) 2009 dan yang bisa diharapkan perubahan dari pemilu 2009?
Ikut menyumbangkannya peran pemerintah, partai politik dan lembaga pemilu Indonesia dalam aksi Golput. Beberapa undang-undang baru pun dibuat, tapi banyak menimbulkan prokontra baik masalah aturan Pilpres dan undang-undang pemilu. Pengalaman Pilpres pada tahun 2004 dimana rakyat sebelumnya memilih pemimpin bagaikan memilih kucing dalam karung, pertamakalinya. Pemilu pertama (2004) dimana rakyat memilih langsung pemilihnya pun dilaksanakan. Kemudian terpilihnya Susilo Bambang Yudhono berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Dengan begitu rakyat menaruh harapan yang begitu besar terhadap proses politik yang bersejarah pada tahun 2004 itu dan juga berharap presiden terpilih mampu memberikan kehidupan yang lebih baik. Pilihan dan kenyataan ekonomi yang masih lamban dan bahkan masih belum pulih, janji pemerintah yang dipimpin oleh SBY-JK sangat ditunggu-tunggu hasilnya, karena begitu lamanya penderitaan yang dialami sebagian besar rakyat karena dampak krisis moneter dan krisis moral politik.
Kini menjadi kenyataan, setelah hamper genap 5 tahun kepemimpinan SBY-JK wajah ganteng dan janji-janji kosong semakin menjadi prustrasi dan menambah beban lebih berat. ketika di awal pemerintahannya rakyat terkejut bukan kepalang, bagaimana tidak, hampir dipojok-pojok gedung, di warung-warung banyak orang hawatir dengan rencana pemerintah menaikkan BBM. Bola panas yang berbentuk BBM tersebut bukan lagi menjadi kehawatiran, akan tetapi menjadi lebih liar dan merusak sendi-sendi konstitusi kita dengan menjebol hak-hak dasar rakyat. Aturan main diluar arena konstitusi mulai ditabrakkan dengan alasan keamanan dan stabilitas politik, sehingga penangkapan para aktifis menjadi sebuah keharusan, sehingga pembenaran tidak rasional menjdi posisi tawar dan menggelikan. Jumlah penduduk miskin bertambah tapi lalau pemerintah berapology dan ducking (ngeles) sana-sini menjadi bias akan data rakyat miskin.
Kebijakan pemerintah menggunakan standart ganda seakan kurang objektif, dimana kondisi sebenarnya rakyat tidak terbaca dan tertutupi oleh lapisan birokrasi dibawahnya. Jurang antara orang kaya dengan orang miskin semakin tidak bisa ditutupi. Biya hidup yang semakin berat adalah salah satu pilihan berat juaga untuk memberikan hak pilihannya, apa lagi semakin tpisnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan partai politik.
Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah, partai politik dan lembaga pemilu dalam menyikapi isu Golput yang disuarakan oleh para petani, buruh, dan tokoh masyarakat di pemilu mendatang? Tentu saja Golput kita maknai sebagai aksi protes terhadap partai dan pemerintah sebagaimana sudah kita kemukakan di atas. Hal yang juga harus diperhatikan bahwa Golput merupakan hak pilihan untuk tidak memilih pepesan kosong. Untuk tidak menambah rakyat apatis terhadap pemilu yang akan datang, saatnya sekarang berubah, rakyat sudah tidak sabar lagi menunggu perubahan hidup yang lebih baik. Hentikan janji-janji kosong, berikan agenda yang rasional untuk melakukan perubahan dan ikuti aturan main yang benar dalam proses politik-proses demokratisasi.
Comments