Skip to main content

Aksi Gebrak Lapindo Dibuka dengan Pembacaan Naskah “PROKLAMATI”

Posted by Mh. Nurul Huda
Dalam upacara yang berlangsung di bawah sengatan panas matahari, selain dikibarkan bendera merah putih setengah tiang juga dikumandangkan naskah proklamasi versi warga pengungsi, “Proklamati”, yang dibacakan oleh Purwanto yang juga sering dipanggil Gus Pur, salah seorang pengungsi. Dengan suara lantang dan penuh semangat, Gus Pur dengan tangan bergetar membacakan naskah “Proklamati” dan ditirukan seluruh peserta. Berikut ini naskahnya:

PROKLAMATI
Kami Bangsa Indonesia Korban Lumpur Lapindo dengan ini menyatakan dalam keadaan belum merdeka. Hal-hal mengenai pembayaran ganti rugi diselenggarakan dengan cara yang tidak seksama dan dalam tempo yang dilambat-lambatkan.
Porong, 20 Agustus 2007
Atas nama sebagian bangsa Indonesia
Gus Pur
Tepuk tangan warga pun langsung meriah dan gegap gempitan usai pembacaan naskah proklamasi yang telah diplesetkan itu. Gus Pur yang siang itu berpakaian ala kadarnya dengan sarung terselempang di pundaknya nampak berjalan dengan senyum puas diiringi tepuk tangan para warga.
Berbagai kegiatan aksi yang rencananya akan berlangsung selama empat hari ini diselenggarakan oleh Gebrak Lapindo. Gebrak Lapindo (Gerakan Bersama Rakyat Untuk Korban Lapindo). Gebrak Lapindo adalah sebuah koalisi antara masyarakat korban Lapindo di Pasar Baru Porong, beberapa pondok pesantren, LSM, tokoh-tokoh lintas agama dan perguruan tinggi yang secara bersama-sama memberi dukungan bagi perjuangan masyarakat korban. Kegiatan ini diharapkan menjadi suntikan semangat bagi korban lumpur panas Lapindo dalam memperjuangkan kembali hak-haknya yang terampas oleh korporasi dan pemerintahan yang tidak melindungi rakyat.
Selain gelar kesenian tradisional rakyat, Gebrak Lapindo juga menyelenggarakan istighotsah, do’a lintas iman, dan bahtsul masta’il yang dihadiri oleh banyak tokoh agama dan pesantren. Akan hadir dalam acara ini adalah Gus Dur (Jakarta), Mbah Liem Imampuro (pengasuh pesantren Al Muttaqien, Klaten), Masdar F. Mas’udi (Ketua PBNU), KH. Washil Sarbini (Jember), KH. Ghozali Said (Surabaya), KH Sahri (Jember), KH Panji Taufik (Guluk Guluk, Sumenep), Gus Ma’sum (Jatirejo-Porong), KH Musta’in Syafi’I (Tebu Ireng, Jombang), KH Marzuki Mustamar (PCNU Kota Malang), Kang Acep Zam Zam Noer (Pesantren Cipayung Tasikmalaya), Habib Lutfi (Pekalongan), Pendeta Simon Filantropa (Mojokerto), Pendeta Yusack Susanto (Sidoarjo), Pendeta Iswari (Sidoarjo), Gatot (Surabaya), Romo Gani (Surabaya), Romo Beni Susetyo (Jakarta), Dukun Mujono (Probolinggo), Gus Muhammad (Mojokerto), Bambang Noorsena (Malang), Pendeta Heri (Gempol), Pendeta Yusak (Porong), Pendeta Yohanes (Malang), Chong Pin (Tuban), Bonshu Anton (Malang), Ustd. Imam Nakhoi (Situbondo), Maftuhin Rasmani (Kediri), Gus Atok (Probolinggo), Gus Aminoto Sa’dullah (Tuban), Ust. A’la (Surabaya), Ust. Munim sholeh (Jombang), Dr. KH Mustai’in Syafi’I, MA (Pengasuh PP Tebuireng Jombang).Gus Wahib Wahab, MA (PP Berat Legi Mojokerto), K. Siswan (Pamotan), Romo Budi (Surabaya), dan tokoh lintas iman lainnya.
Pernyataan tokoh-tokoh lintas iman ini diharapkan akan menjadi sebuah naskah politik yang diharapkan mampu mengingatkan pemilik Lapindo dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Doa-doa mereka diharapkan akan menjadi suara yang menambahi lengkingan jerit orang-orang yang teraniaya ini untuk membuka gerbang langit sehingga Tuhan mengutus ribuan malaikatnya untuk menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan. [Tim Gebrak Lapindo]

Comments

Popular posts from this blog

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku...

Konglomerasi Politik, Keseimbangan Kekuasaan dan Kedaulatan Rakyat

Oleh IksanHb Seperti yang sering saya jelaskan dalam artikel sebelumnya tentang keseimbangan kekuasaan, keseimbangan ini sangat penting dalam sebuah negara besar seperti Indonesia. Kali ini saya ingin menekankan bahwa keseimbangan politik praktis dan memiliki keseimbangan kemampuan dalam kekuasaan tidaklah cukup. Seperti yang terjadi diberbagai negara yang mempunyai cukup amunisi dan strategi dalam praktek ketata negaraan , seperti korea selatan dan beberapa negara eropa pada umumnya adalah keseimbangan kekuasaan dengan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan untuk menjadi benteng atau bagian utama dalam keseimbangan people power dan pemerintahan yang kuat. Tanpa daya dari dalam , keterampilan, konstitusi yang kuat dan nasionalisme sebagai ruh sungguh sulit untuk dapat membuat perbedaan dalam sebuah masa dimana transisi demokrasi, politik dan kekuasaan dalam kekuatan bangsa besar yang berbineka tunggal ika. Semua unsur yang secara pralel masuk pada peringkat atau ind...

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n...