Oleh:IksanHB
Besarnya arti Hari Sumpah Pemuda kali ini, menjadikan peristiwa kehidupan masalalu seakan terjadi saat ini. Beberapa catatan yang secara eksplisit merupakan arah balik perjalanan gerakan mahasiswa dan pemuda Indonesia, namun demikian kita melihat banyak kelompok pemuda tertentu mengambil momentu ini di jadikan pelarian dari kegagalan dan kesalahan dirinya di dalam ikut bermain politik secara langsung maupun tidak langsung.
Kehawatiran bagi anak-anak muda saat ini adalah bagaimana tikus-tikus politik yang moncoreng pemuda dan mahasiswa tidak mencari kekuatan baru untuk memanfatkan sumpah pemuda sebagai momentum untuk mengikrarkan diri pemuda yang berpotensi. Promosi yang tidak mengenal malu, yangmana mereka mulai masuk kedalam promosi kandidat presiden maupun jabatan trategis lainnya.
Dengan membawa jargon-jargon reformasi padahal anti reformasi, sangat melukai arti gerakan pemuda dan mahasiswa. Kita jangan lupa bahwa pemboncengan terhadap isu-isu gerakan rakyat akan berpotensi melencengnya arah gerakan pemuda itu sendiri. Banyak aksi -aksi beberapa tahun terakhir kali ini terlihat banyak tokoh-tokoh muda bermain tidak pada isu yang dibawa oleh gerakan rakyat untuk menuntut hak-haknya sebagaimana warga negara yang telah dirampas oleh negara. Sehingga itu mengakibatkan kontra produktif dan bias, sungguhpun demikian keteguhan dan semagat gerakan pembebasan rakyat dari belenggu kekuatan struktural, menambah energi untuk membangun solidaritas dan kekuatan baru untuk melawan.
Lompatan yang sangat besar bangkitnya gerakan pemuda Indonesia tidak terlepas dari peristiwa proses perubahan yang sangat cepat dalam sistem pemerintahan dan cara kerja politik dalam wilayah ketatanegaraan kita, semangat yang berkobar untuk mewujudkan wajah baru Indonesia ada titik balik dimana kekuatan elemen gerakan mahasiswa yang pada dasarnya terjadi beberapa perbedaan strategi dan taktik dalam pergulatan politik nasional, mulai dari Sumpah pemuda , Arek-arek Suroboyo, Malari, Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAMI) dan aksi gerakan penurunan Soeharto.
Dalam kontek gerakan mahasiswa, ada proses pendangkalan dari makna gerakan mahasiswa yang kemudian terlihat wajah itu sampai sekarang, seperti aksi reformasi dikalangan gerakan Mahasiswa terlihat mempunya intres politik dengan dengan tokoh-tokoh politik lainnya di akhir tahun 90 an, berbeda dengan sebagaimana proses panjang yang dilakukan oleh gerakan mahasiawa melalui diskusi–diskusi tentative, aksi social dan advocasi, bersama kekuatan petani, buruh dan Pesantren, dan beberapa elemen lain yang secara ediologis sejalan dengan gerakan ini.
Yang mendasari munculnya gerakan reformasi bukan dari kekuatan murni gerakan mahasiswa yang secara realitas ada di basis gerakan advocasi mahasiswa untuk petani,buruh diberbagai kota,namun dari kelompok-kelompok gerakan yang berdekatan dengan kekuatan politik. Konsep yang dibawa oleh gerakan mahasiswa yang selalu melakukan aksi nyata melalui pendampingan rakyat atau lebih mudah disebut “advokasi rakyat” baik advokasi petani maupun buruh dll.
Sebagaimana banyaknya penggusuran tanah maupun kekerasan struktural lainnya yang dilakukan rezim Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun dan kemudia di jatuhkan oleh perlawanan rakyat. kekuatan gerakan ini yang secara historis tidak pernah terungkap secara jujur oleh pelaku politik, pembuat kebijakan maupun media untuk di gunakan sebagai referensi dalam proses kenegaraan. Keganjilan proses demokratisasi tidak akan menemukan kekuatan yang sesungguhnya didalam reformasi karena reformasi itu hanya menjadi bingkai kekuatan status quo untuk melakukan kesalahan strategi berikutnya.
Yang juga perlu dicermati adalah kekuatan dan potensi Indonesia dimana sebagian besar petani dan nelayan sesungguhnya adalah sumber kekuatan paling potensial untuk menghadi industrialisasi, tetapi juga ancaman dimana sekarang menjadi isu aktual di dunia yaitu GLOBAL WORMING dan TERORISME adalah isu paling meresahkan bagi kehidupan manusia, karena satu sisi global worming adalah produk industrialisasi, dilain pihak ada proyek terorisme dan kampanye untuk memobilisasi perang terhadap terorisme, meskipun sebenarnya ada pertanyaan besar bagi kita, kalau kita cerdas, apakah itu sebenarnya pengkambing hitaman dari kegagalan lembaga-lembaga ekonomi dunia yang di seponsori oleh negara- negara kapitalis terhadap isu terorisme?
Apa yang terjadi saat ini adalah Indonesia menjadi tarjet kekuatan asing dan masalah besar dimana pemain spekulan ekonomi, Asia menjadi agenda negara –negara kapitalis untuk menanam modalnya dengan membayar tenaga kerja paling rendah dan menerima keuntungan yang lebih besar seperrti di Cina,India, Indonesia dan negara berkembang lainnya .
Apa bila pemerintah tidak siap untuk meghadapi tarjet propaganda itu dan merugikan secara prinsip sebagaimana negara berdaulat maka akan menjadi agenda besar gerakan rakyat untuk melakukan upaya pembangkangan sipil terhadap kebijakan pemerintah serta produk-produk hukumnya jika dianggap melenceng dari proses kemerdekaan.
Ada alasan kenapa penulis ingin terus terang, karena apa yang sebenarnya terjadi proses politik saat ini banyak secara konsep melenceng dari gerakan murni ADVOCASI MAHASIWA. Ada beberapa kemajuan di bandingkan dengan negara lain yang saat ini berjalan, akan tapi banyak agenda politik kita yang kehilangan momentum untuk menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk mewujudkan Indonesia sukses, kita masih mempunya banyak konsep yang secara manajemen untuk transformasi dan modernisasi tidak harus mengambil format politik luar negeri, akan tetapi modal dari nilai-nilai kebangsaan kita sudah cukup untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.
Comments
Tidak sedikit yang lari
Sebagian memilih diam bersembuyi
Tapi… Perubahan adalah kepastian
dan untuk itulah kami bertahan
Sebab kami tak lagi punya pilihan
Selain terus melawan sampai keadilan ditegakan!
Kawan… kami masih ada
Masih bergerak
Terus melawan!
www.pena-98.com
www.adiannapitupulu.blogspot.com