Skip to main content

Menyoroti Jalan Politik Bunglon Dalam Pemilu 2009

Oleh: IksanHB

Pemilu 2009 akan datang, perkembangan situasi terakhir politik saat ini menunjukkan gejala-gejala yang memberi tanda-tanda terhadap seluruh kekuatan yang benar-benar pro-demokrasi dan pro-reformasi, tanpa pandang bulu dari latar belakang golongan yang manapun juga, mualai saat ini, dan melihat kedepan, melakukan tindakan dan langkah-langkah untuk menghadapi kemungkinan bahwa kekuatan orde baru yang masuk ke berbagai warna partai maupun organisasi akan bisa berkuasa lagi seperti selama Orde Baru berkuasa. Sebab, seperti yang kita saksikan bersama, kehawatiran kita sebagaimana bahwa orde baru yang masuk ke berbagai warna partai akan dapat angin lagi dan bahkan sudah mulai memegang kunci posisitawar dalam setiap peristiwa politik nasional maupun daerah.

Menghindari terulangnya masa gelap Orde Baru yang mengakibatkan kemiskinan, rusaknya sumberdaya alam, hutang negara kita yang menjadi beban rakyat sampai sekarang dan hilangnya kesempatan dan kesamaan anak bangsa. Kekuasaan yang lama selama 32 tahun menjadi sangat tragis. Realitas politik, adalah bahwa untuk mencegah terulangnya pengalaman pahit dan pedih selama 32 tahun, dan bahkan sampai masa peralihan system politik dalam transisi demokrasi sekarang masih merasakan dampak dari rezimentasi Orde Baru. Bukti nyata betapa ketidak adilannya saat Orde Bru berkuasa adalah sebagaimana kita ketahui dalam kasus uang keluarga cendana yang disimpan di bank luar negeri Guernsey, Inggris yang nilai uangnya sebesar 36 juta euro di rekening Garnet, perusahaan milik Tommy sedangkan rakyat masih miskin dan hanya berurusan dengan tagiahan banyak petani-petani kita terlilit utang pada rentenir. Pikiran kita untuk terus melawan orde baru yang masuk ke berbagai warna partai maupun organisasi dengan mempengaruhi pikiran-pikiran yang tidak baik dan unsur-unsur tertentu dalam sayap Orde Baru yang ingin merebut kembali kekuasaan politik. Sebab, lengsernya Suharto bukanlah berarti jatuhnya kekuatan Orde Baru dan keluarganya.

Mengenang Republik Mafia
Generasi muda kita yang sekarang memilih untuk bangkit , adalah amat penting untuk mempelajari dengan seksama atas kegagalannya orde baru dan masa transisi demokrasi ini termasuk pengalaman pahit dan buruk bagi bangsa kita yang diakibatkan oleh system politik Orde Baru dan juga terlibatnya milter dalam memper kuat Orde Baru dibawa kekuasaan Soeharto selama 32 tahun. Oleh karena itu, alangkah besar manfaatnya dan jayanya bagi bangsa kita, kalau semakin banyak karya-karya anak bangsa baik itu yang berupa tulisan maupu berupa alat fisual lainnya, juga blogger yang akhir-akhir ini menjamur dan sangat mudah di akses oleh masyarakat dan media cetak lainnya untuk melakukan study perbandingan tentang sistem politik Orde Baru dan masa transisi demokrasi sekarang.

Tidaklah berlebihan, kalau dikatakan bahwa selama Orde Baru, negara kita telah dijadikan sebagai republik mafia. Jaring-jaringan mafia ini tidak hanya terdapat di Pusat terlebih di istana, melainkan juga sampai di daerah-daerah. Masyarakat bawah di berbagai daerah dapat melihat, selama ini, betapa KKN merajalela tanpa mendapat sanksi atau hukuman, hingga banyak pejabat dan tokoh partai masa Orde Baru menumpuk hartanya sedang rakyatnya menumpuk hutangnya, dan juga yang paling tragis hutang bank dunia masa Orde Baru menjadi beban rakyat. Karena jaring-jaringan yang bersifat mafia inilah maka terjalin semacam kesepakatan untuk saling melindungi dan saling menutupi, apakah itu terjadi karena terpaksa maupun tidak.

Pilihan Rakyat Dalam Proses politik dan kekuasaan
Alasan pilihan strategis dalam memperjuangkan rakyat, sering digunakan dalih dalam mencari pengaruh dan keuntungan. Rakyat akan tetap tetap belajar dari sejarah dimana putaran pemilu dan proses politik kekuasaan menjadi bagian dari pendidikan politik dan demokrasi. Meskipun sekarang banyak peserta pemilu dan calon peserta pemilu masih mengambang akan tetapi kehawatiran itu tidak menjadi lemahnya kerja kita ntuk melakukan pendidikan politik dan demokrasi. Pilihan yang masih sering melekat pada peserta pemilih dimana keputusan pilihannya di tentukan oleh kebiasaan atau politik turunan, juga karena faktor uang dan populeritas, dan akan sangat serius bila peserta pemilih tidak mengetahui akan proses pemilu.

Dorongan kita terhadap proses pemilu bukan hanya karena rutinitas dan serimonial, akan tetapi pada substansi akan rencana program pembangunan, baik itu program jangka pendek sebagaimana isu-isu krusial yang di hadapi seperti ekonomi ( kemiskinan dan kelaparan dll), kesehatan, pendidikan keamanan sosial dan pertahanan negara.

Kebijakan yang salah, yang di buat oleh Orde Baru dan sekarang jangan jadikan rakyat kambing hitam, karena rakyat sudah lapar dan muak terhadap janji-janji busuk. Masih berlangsungnya praktek-praktek kampanye Orde Baru menjadikan ketidak pastiannya kenginan dan harapan rakyat, karena Pilhan yang salah akan menjadikan kemunduran bagi bangsa kita. Semoga tulisan ini menjadi bagian ruang diskusi dan tindakan kita bersama, untuk berbuat lebih baik membela rakyat dan bangsa Indonesia.

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n