Oleh : Iksanhb
Budaya bangsa dan nasionalisme adalah sebuah kata yang sering kita dengar, eksistensi negara bangsa dalam konsep negara adalah peroses budaya bangsa, yang meninggalkan berupa benda maupun nila-nilai kehidupan yang disebut cagar budaya. Banyak orang menganggap bangunan yang ada saat ini seperti candi, arca dan benda lainnya, adalah sebagai bukti adanya konsep negara Indonesia pada masa lalu. Banyak juga dalam beberapa buku sejarah yang menceritakan tentang masa kejayaan kerajaan Majapahit dan peran Gajah Mada, sebagaimana digambarkan sebagai seorang nasionalis dan negarawan yang mengibarkan semangat Majapahit di seluruh kepulauan nusantara.
Kejayaan dan pemikiran dalam konsep pertahanan Majapahit untuk memperluas wilayah, yang kemudian bertahan sampai sekarang menjadi negara kesatuan Indonesia. Identitas kejayaan Majapahit ini menjadi ciri unik akar budaya dan kejayaan Indonesia masalalu, beberapa peninggalan tersebut disimpan di museum Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak peninggalan cagar budaya dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Yang menjadi masalah sekarang, kenapa masih terdapat kasus pengerusakan dan hilangnya cagar budaya. Apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara? Pertama, problem terhadap kurangnya masyarakat merasa memiliki dan kurang mencintai sejarahnya, adalah bukti ketidakseriusan pemerintah dalam memberikan pendidikan budaya nasional. Kedua masih banyaknya para ahli sejarah hanya berorientasi pada pengajaran ilmu sejarah semata tidak pada substansi dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnnya, sehingga tidak membumi, tidak komunikatif, dan tidak aspiratif dalam memelihara cagar budaya. Ketiga kalau orang tidak peduli lagi pada sejarah bangsanya, tidak berusaha untuk merobah dan meneliti lebih jauh terhadap sumber sejarah budaya dan generasi muda menganggap persoalan sepele, maka yang akan terjadi rapuhnya rasa nasionalisme dan rapuhnya rasa memiliki terhadap cagar budaya bangsanya sendiri.Kehawatiran akan para ahli sejarah dan kelompok seni tidaklah berlebihan setelah terungkapnya dugaan pencurian dan ditemukannya lima arca Museum Radya Pustaka, yang mana dugaan pencurian melibatkan kolektor kaya. Sekandal pemalsuan dan hilangnya beberapa arca membuktikan kurang menghargainya nilai sejarah bangsa, mental sumber daya manusia (SDM) yang rendah, tidak menjaga benda peninggalan sejarah akan menjadi ancaman serius terhadap kelestarian budaya bangsa. Selain itu, pemerintah juga harus bertanggung jawab atas hilangnya sejumlah benda bersejarah lainnya. Pemerintah selain kurang menghargai orang yang bekerja di tempat musium, dengan tidak member gaji yang cukup, juga pengaturan manajemen yang lemah sehingga akan berpengaruh pada tingkat pengawasan dan pelestarian benda bersejarah tersebut. Kasus pemalsuan dokumen dan hilangnya arca di Museum Radya Pustaka membuktikan bahwa kita dalam bahaya dan ancaman serius akan musnahnya cagar budaya bangsa. Beberapa waktu lalu Poltabes Solo membongkar kasus pencurian dan pemalsuan koleksi Museum Radya Pustaka Solo.
Kasus hilangnya arca ini sempat menyeret nama pengusaha Hashim Djojohadikusumo, sebab, enam arca batu itu tersimpan di rumahnya. Seperti yang dimuat oleh beberapa media nasional, terbongkarnya kasus hilangnya arca bermula dari laporan seorang bekas pegawai museum ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Lembaga yang kantornya ada di timur laut Candi Prambanan, Klaten itu kemudian menugaskan Lambang, Kepala Pokja Perlindungan untuk melakukan pengecekan. Lambang sendiri berulangkali memberikan kesaksian bahwa sedikitnya lima arca di museum ternyata palsu. Polisi yang mendapatkan informasi lima arca tersebut berada di rumah Hashim, langsung melakukan penyitaan. Dalam proses penyidikan, Lambang yang memberikan kesaksian bahwa satu arca kuno di rumah Hashim, yakni arca Nandisawahanamurti merupakan milik Museum Radya Pustaka.
Dalam proses hukum kasus pencurian arca yang diduga melibatkan pengusaha Hasim Djojohadikusumo dan orang dalam Museum tiba-tiba dikejutkannya kabar yang mana Lambang Babar Purnomo, salah satu ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, jumat (8/2) ditemukan tewas di tepi jalan lingkar Utara Yogyakarta. Kematian Lambang Babar Purnomo adalah kematian seorang pahlawan saksi sejarah dan benih darah revolusi cagar budaya yang telah hilang. Pengorbanan yang dilakukan Lambang dan keberanian dalam proses pembongkaran sekandal pencurian arca patut kita acungkan jempol, bisa menjadi inspirasi kita sebagai anak bangsa untuk menyelamat sendi-sendi budaya kita dari orang-orang tidak bertanggung jawab.
Kami sebagai anak bangsa meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan yang serius karena kalau tidak kasus pencurian cagar budaya akan terulang lagi. Kami meminta kepada aparat hukum kita untuk terus melanjutkan pengusutan sampai ditemukan dalang dibalik pencurian dan hilangnya arca dan lainnya. Kami meminta aparat hukum juga mengusut tuntas atas tewasnya Lambang Babar Purnomo karena patut kita sesalkan karena Lambang yang merupakan saksi ahli adalah sangat penting buat penegakan hukum dan proses pengadilan yang transparan dan adil untuk mengungkap kasus pecurian arca yang merupakan cagar budaya Indonesia. Selamat jalan pahlawan saksi budaya, semoga pengorbanan dan perbuatannya di terima disisi Tuhan Yang Maha Esa.
Budaya bangsa dan nasionalisme adalah sebuah kata yang sering kita dengar, eksistensi negara bangsa dalam konsep negara adalah peroses budaya bangsa, yang meninggalkan berupa benda maupun nila-nilai kehidupan yang disebut cagar budaya. Banyak orang menganggap bangunan yang ada saat ini seperti candi, arca dan benda lainnya, adalah sebagai bukti adanya konsep negara Indonesia pada masa lalu. Banyak juga dalam beberapa buku sejarah yang menceritakan tentang masa kejayaan kerajaan Majapahit dan peran Gajah Mada, sebagaimana digambarkan sebagai seorang nasionalis dan negarawan yang mengibarkan semangat Majapahit di seluruh kepulauan nusantara.
Kejayaan dan pemikiran dalam konsep pertahanan Majapahit untuk memperluas wilayah, yang kemudian bertahan sampai sekarang menjadi negara kesatuan Indonesia. Identitas kejayaan Majapahit ini menjadi ciri unik akar budaya dan kejayaan Indonesia masalalu, beberapa peninggalan tersebut disimpan di museum Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak peninggalan cagar budaya dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Yang menjadi masalah sekarang, kenapa masih terdapat kasus pengerusakan dan hilangnya cagar budaya. Apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara? Pertama, problem terhadap kurangnya masyarakat merasa memiliki dan kurang mencintai sejarahnya, adalah bukti ketidakseriusan pemerintah dalam memberikan pendidikan budaya nasional. Kedua masih banyaknya para ahli sejarah hanya berorientasi pada pengajaran ilmu sejarah semata tidak pada substansi dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnnya, sehingga tidak membumi, tidak komunikatif, dan tidak aspiratif dalam memelihara cagar budaya. Ketiga kalau orang tidak peduli lagi pada sejarah bangsanya, tidak berusaha untuk merobah dan meneliti lebih jauh terhadap sumber sejarah budaya dan generasi muda menganggap persoalan sepele, maka yang akan terjadi rapuhnya rasa nasionalisme dan rapuhnya rasa memiliki terhadap cagar budaya bangsanya sendiri.Kehawatiran akan para ahli sejarah dan kelompok seni tidaklah berlebihan setelah terungkapnya dugaan pencurian dan ditemukannya lima arca Museum Radya Pustaka, yang mana dugaan pencurian melibatkan kolektor kaya. Sekandal pemalsuan dan hilangnya beberapa arca membuktikan kurang menghargainya nilai sejarah bangsa, mental sumber daya manusia (SDM) yang rendah, tidak menjaga benda peninggalan sejarah akan menjadi ancaman serius terhadap kelestarian budaya bangsa. Selain itu, pemerintah juga harus bertanggung jawab atas hilangnya sejumlah benda bersejarah lainnya. Pemerintah selain kurang menghargai orang yang bekerja di tempat musium, dengan tidak member gaji yang cukup, juga pengaturan manajemen yang lemah sehingga akan berpengaruh pada tingkat pengawasan dan pelestarian benda bersejarah tersebut. Kasus pemalsuan dokumen dan hilangnya arca di Museum Radya Pustaka membuktikan bahwa kita dalam bahaya dan ancaman serius akan musnahnya cagar budaya bangsa. Beberapa waktu lalu Poltabes Solo membongkar kasus pencurian dan pemalsuan koleksi Museum Radya Pustaka Solo.
Kasus hilangnya arca ini sempat menyeret nama pengusaha Hashim Djojohadikusumo, sebab, enam arca batu itu tersimpan di rumahnya. Seperti yang dimuat oleh beberapa media nasional, terbongkarnya kasus hilangnya arca bermula dari laporan seorang bekas pegawai museum ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Lembaga yang kantornya ada di timur laut Candi Prambanan, Klaten itu kemudian menugaskan Lambang, Kepala Pokja Perlindungan untuk melakukan pengecekan. Lambang sendiri berulangkali memberikan kesaksian bahwa sedikitnya lima arca di museum ternyata palsu. Polisi yang mendapatkan informasi lima arca tersebut berada di rumah Hashim, langsung melakukan penyitaan. Dalam proses penyidikan, Lambang yang memberikan kesaksian bahwa satu arca kuno di rumah Hashim, yakni arca Nandisawahanamurti merupakan milik Museum Radya Pustaka.
Dalam proses hukum kasus pencurian arca yang diduga melibatkan pengusaha Hasim Djojohadikusumo dan orang dalam Museum tiba-tiba dikejutkannya kabar yang mana Lambang Babar Purnomo, salah satu ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah, jumat (8/2) ditemukan tewas di tepi jalan lingkar Utara Yogyakarta. Kematian Lambang Babar Purnomo adalah kematian seorang pahlawan saksi sejarah dan benih darah revolusi cagar budaya yang telah hilang. Pengorbanan yang dilakukan Lambang dan keberanian dalam proses pembongkaran sekandal pencurian arca patut kita acungkan jempol, bisa menjadi inspirasi kita sebagai anak bangsa untuk menyelamat sendi-sendi budaya kita dari orang-orang tidak bertanggung jawab.
Kami sebagai anak bangsa meminta kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan yang serius karena kalau tidak kasus pencurian cagar budaya akan terulang lagi. Kami meminta kepada aparat hukum kita untuk terus melanjutkan pengusutan sampai ditemukan dalang dibalik pencurian dan hilangnya arca dan lainnya. Kami meminta aparat hukum juga mengusut tuntas atas tewasnya Lambang Babar Purnomo karena patut kita sesalkan karena Lambang yang merupakan saksi ahli adalah sangat penting buat penegakan hukum dan proses pengadilan yang transparan dan adil untuk mengungkap kasus pecurian arca yang merupakan cagar budaya Indonesia. Selamat jalan pahlawan saksi budaya, semoga pengorbanan dan perbuatannya di terima disisi Tuhan Yang Maha Esa.
Comments
salam
chalam__aphied
Kematian saksi kunci bisa jadi terulang lagi pada kasus yang melibatkan orang penting.
JAdi teringat kasus Munir...