Skip to main content

Sejarah Meramalkan Kematian

Semua surat kabar meletakkan berita utamanya dengan pembunuhan Benazir Bhutto kemarin sore, yang membuat Pakistan diliputi kekacauan kurang dari dua minggu sebelum pemilihan parlementer yang dijadwalkan.

Bhutto, Pakistan's two-time prime minister , nyaris dari percobaan pembunuhan sebelumnya ketika dia kembali ke Pakistan dua bulan yang lalu setelah delapan tahun mengasingkan diri. Mengikuti kampanye di kota Rawalpindi, Bhutto melambai kepada orang banyak dari sunroof mobil ketika dia luka kena tembakan.
Setelah itu, pesawat pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak dan membunuh sedikitnya 20 orang.
Washington Post mendapat laporan dari seorang asisten yang telah berada di samping Bhutto dan laporan ada "tiga sampai lima suara tembakan" dan lalu mantan perdana menteri "merebahkan diri ke dalam tempat duduknya... sewaktu darah mengalir dari lukanya dan disatukan di belakang tempat duduk, dia kehilangan kesadaran."

Los Angeles Times membuat jelas bahwa "serangan terjadi dengan kecepatan yang membinasakan,” dan tak seorang pun yakin persis apa yang terjadi.
Beberapa percaya penembak dan pesawat pembom adalah orang yang sama, sedangkan orang lain mengatakan "ada dua orang penyerang."
New York Times mengatakan beberapa saksi melaporkan melihat seorang penembak bersembunyi menembak dari gedung dekat.

Sulit untuk melebih-lebihkan efek pembunuhan Bhutto akan di dalam Pakistan.
USA Today menunjukkan bahwa "harapan terbaik untuk Pakistan menjadi demokrasi segera stabil kapan saja mungkin setelah meninggal dengan Benazir Bhutto" sewaktu ada sedikit perubahan "peralihan mulus" dari diktatur militer ke demokrasi (military dictatorship to democracy).

Untuk bagiannya, Jurnal Wall Street menaruh nya dengan sederhana: "bangsa paling tidak stabil dunia yang berlengan nuklir jatuh lebih dalam ke dalam krisis.”
LAT melaporkan bahwa kekacauan semalam membunuh sedikitnya sembilan orang sewaktu Presiden Pervez Musharraf dengan sia-sia mempersilahkan orang Pakistan untuk tetap tenang.
By Daniel Politi di alih bahasakan oleh Iksan

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n