Skip to main content

Miss France Dan Terlalu Jauh Kebebasan Dalam Berekspresi?

Kecantikan memang dapat menjadi racun ataupun madu, sebagaimana dialami None perancis setelah sebuah majalah Perancis mempublikasikan photograph sugestifnya. Dalam dua photo tersebut, satu memperlihatkan bagaimana Valere Begue berpose di atas sebuah salib kayu, dan satunya lagi sedang menjilati tumpahan yoghurt di sebuah kayu dengan rakusnya. Para organisator sembari mengecam image tersebut mereka mengatakan bahwa sang None masih bisa memiliki gelarnya. Namun demikian, karena None Begue melanggar aturan kompetisi dia akan dilarang untuk ambil bagian dimasa depan. "Miss “None” Perancis beraksi “terlalu jauh” dalam photoshoot." 28 Desember 2007 (Russia Today).

Berita ini memang menjadi heboh dan kontroversial karena banyak media cetak maupun elektronik memuatnya. Sebelumnya terjadi Kasus boneka teddy bear di sebuah kelas di Khartoum, dalam skandal ini, telah memicu kemarahan karena ulah seorang guru dari inggris yang sedang bekerja di Sudan telah ditangkap karena dianggap “menghinakan Nabi Muhammad SAW. Alasannya adalah dia membiarkan muridnya memberikan nama Muhammad pada sebuah Teddy Bear. Guru perempuan bernama Gillian Gibbons, 54 tahun, dari Inggris, minta anak-anak SD itu memberikan nama pada sebuah Teddy Bear.

Dan Kasus karikatur Nabi Muhammad yang di terbitkan oleh Koran Denmark Jyllands-Posten pada tahun 2005 menyulut kemarahan orang islam seluruh dunia yang kemudian diterbitkan kembali di perancis yang kemudia menyulut kemarahan sekelompok organisasi Islam dan dibawa ke pengadilan dan akhirnya pengadilan memenangkan majalah mingguan Charlie Hebdo karena di lindungi oleh hukum kebeasan berekspresi tidak bermaksud menyerang komunitas Islam oleh detik, Jumat (23/3/007).
Peristiwa di atas kelihatan provokativ dan juga menggelikan bagi kebanyakan orang di seluruh dunia, baik yang bermotif politik, budaya, agama dan hukum, dan kemarahan terjadi tetapi juga keuntungan disatu sisi apa yang kemudia sebagai pelajaran bagi kita. Akan Tetapi kenyataan peristiwa yang menjadi polemik ini tidak sepenting berbagai emosi dan reaksi yang telah dipicu oleh seluruh cerita tersebut. Kita hidup dalam sebuah dunia yang begitu banyak orang mudah marah, kejahatan, dan ketidakpercayaan, sedikit mudah membakar sendi kehidupan. Ada yang harus di ambil pelajaran dari skandal ini adalah berbagi pengertian saling hormat menghormati dan memahami.
Tahu tentang makna kebebasan, kemerdekaan, hak asasi dan cara berdemokrasi yang sesuai dengan etika di dalamnya yang merupakan bagian dari esensi demokrasi. "Kebebasani" bukanlah sebuah entitas yang menyatu dengan sekumpulan orang atau elit tertentu untuk kepentingan pribadi kelompok dengan seenaknya melakukan transaksi maupun asal tampil beda dan apalagi ikut berperan dalam membuat kebijakan dan hukum tertentu. Kebebasan merupakan sebuah kesatuan tanpa batas dari umat, orang-orang beriman yang berasal dari beragam latar belakang ras, kebangsaan dan sosial.

Kebebasan bukan sekumpulan nilai-nilai universal yang sering dijadikan pembenaran oleh berbagai pemerintah, kelompok kepentingan. Dan juga kebebasan bukan ngawur tapi mempunyai nilai-nilai universal dalam kehidupan manusia. Ketika kita berparticipasi dalam menciptakan ruang kemerdekaan, kebebasan dan demokrasi yang baik, aksi cinta kita tetap pada aksi sebagai mana warga negara di manapun negara itu berada. Tidak terkecuali ketika berita yang mengandung polemik hendaknya kita tetap bicara cinta bukan berita yang kita respon dengan sentimen dan emosional. Cinta adalah bagaikan kunci yang tidak mengunci pintu yang menuju realita sejati.(Martin Luther King,JR).
Oleh Iksanhb Co-Mimbar Demokrasi

Comments

Anonymous said…
betapa sulitnya untuk membedakan komentar atau tindakan individu dengan golongan, agama, negara atau apa pun baju yang dipakainya.

jika saja setiap tindakan bisa diisolasi pada siapa yang melakukannya, hidup mungkin akan lebih mudah... btw, aku sudah link di "Mimbar Demokrasi" bung. salam

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n