Skip to main content

Kompas Politik Menuju Pemilu 2009

Oleh:IksanHb

Alternatif kaukus partai moderat sekarang sangat berbeda model. Itu secara total tidak berlawanan pada beberapa tingkat dukungan dengan pemerintahannya SBY-JK. Visi baru partai moderat seperti munculnya kelompok “poros tengah” ketika mengangkat Abdurrahman Wahid menjadi presiden pertama hasil pemilu setelah jatuhnya Soeharto belum dihubungkan dengan “nasionalisasi” pada system partai tetapi ditekankan pada partai–partai yang secara imergensi harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya benturan antara partai “hijau Vs merah”, kedua garis kompas figure politik yang memaksakan kelompok-kelompok alternative mampu melihat secara riel politik harus bersekutu secara temporer.


Vitalitas terwujudnya seperti poros tengah tidak jauh apa yang sekarang terjadi meskipun secara supstansial berbeda, dimana muncul gerakan alternative untuk mencari composisi dan peluang dalam pemilihan umum 2009. Seperti munculnya “LIGA NASIONAL” yang didalamnya terdapat partai-partai yang akan ikut pemilu, seperti sebelumnya ada beberapa kelompok lain memunculkan gagasan barunay untuk membentuk format politik oposisi, kemudian di ikuti tokoh-tokoh nasional seperti Mantan presiden Tri Sutrisno, Megawati, Akbar Tanjung, Gus Dur dan tokoh nasional lainnya membentuk forum bersama.

Apa yang dilakukan oleh Rizal Ramli dan kawan-kawan tidak jauh dari proses penjajakan masing –masing kelompok baik secara politik maupun secara cultural latar belakang gerakan .
Isensi didalamnya , kemudian, Visi moderat bisa jadi label model “partai countercultural” yang secara garis politik masih terkait dengan teretorial maupun suku, contoh isu yang akhir-akhir ini mencobak di lempar kepublik oleh tokoh politik adalah adanya isu keterwakilannya dalam proses nominasi pemilihan Presiden pada pemilu yang akan datang.

Bola panas yang sering kali liar dintengah masyarakat pemilih biasanya berdampak intres politik tidak sehat.Idealnya untuk proses kandidat presiden dan system partai adalah jaringan kerja pada kultur politik local dan institusi itu akan di counter atau tidak tergantung pada mainstream kultur politik media masa. Model partai counter cultural secara nalar politik terinspirasi yang dibawa oleh kelompok sayap pro demokrasi.

Pemilu 2009 akan banyak kemungkinan polarisasi kekuatan yang dibangun atas dua arah politik pertama dibangun atas kesadaran pribadi dan didukung oleh kelompok-kelompok yang menginginkan perubahan ,secara cultural berhadapan dengan partai lama atau sedang berkuasa dan kekuatan berikutnya aliansi partai-partai dengan ukuran komposisi dan posisi untuk berbagi secara struktural .

Apakah kemudia kekuatan baru dalam pemilu 2009 mengkristal dalam garis moderat dan garis konserfative yang secara historis terputus dengan proses politik modern.? Model kelompok moderat yang sering kali dikaitkan dengan gerakan liberal akan mengalami penurunan sentiment agama, tapi lebih dari pada masalah traspolitik internasional, meskipun masih sangat besar kemungkinan bagi partai-partai yang menggunakan agama sebagai asas politik melakukan kampanye untuk menarik peserta pemilu memilihnya dengan mengangkat isu-isu agama.


Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n