Skip to main content

BALI UNCCC, DEADLOCK DAN KALAH MENANG

BALI UNCCC, DEADLOCK DAN KALAH MENANG

Oleh Iksan

Alotnya UNCCC di Bali tidak lain karena puncak dari proses panjang dalam pertemuan pertemuan tingkat lokal maupun tingkat internasional, protokol Kyoto yang kemudian lebih berfokus pada perubahan iklim global, apa yang menyebabkan alotnya UNCCC ini? Sebagaimana kita ketahui banyaknya negara maju yang bersikap tidak peduli dan tidak begitu menghiraukan suara negara berkembang padahal investasi terbesar mereka ada di negara-negara berkembang yang banyak mengeluarkan energy. Kenapa peryataan mantan wakil presiden Amerika AL GORE yang sempat menjadi berita sangat hangat di USA dalam pidatonya bahwa negaranya yaitu Amerika harus ikut bertanggung jawab terhadap masalah perubahan iklim. Pidato inilah yang membuat media seperti CNN memuat dan menuai reaksi beragam dari masyarakat dunia.

Yang menarik dari peristiwa UNCCC Bali juga adalah: Pertama keputusan dramatik dalam konfrensi perubahan iklim PBB Bali yang sempat deadlock dan sempat aksi walk-out yang dilakukan oleh sekjen UNFCCC Yvo de Boer, karena tidak ada transparansinya dalam proses sidang dengan melakukan lobi dalam forum G77 diluar sepengetahuan dia, kata sepakat yang kemudian selesai di U.N. konferensi iklim Bali. Para pemimpin dunia akhirnya mengadopsi pemecahan pada hari Sabtu untuk merencanakan dalam perjanjian baru tahun 2009 dan global warming, setelah negara negara menyatukan kembali pokok-pokok pikirannya selama dua kelompok mengalami kebuntuan antara negara-negara berkembang dengan negara maju. Kedua Persetujuan dengan mufakat dalam UNCCC yang dihadiri kira-kira 190 bangsa, dikatakan titik balik dari dunia internasional dalam rangka untuk mengatasi perubahan suhu yang banyak mengakibatkan korban jiwa seperti kekeringan, angin topan, banjir, meluapnya air laut dll.

Dari sekarang, Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memulai paling lambat pada dua tahun kedepan dengan melakukan pembicaraan sampai menemukan bentuk yang efektif untuk mengganti protocol Kyoto tahun 1997. Harapan dan kegelisahan terhadap organisasi pelaksanaan proyek hasil UNCCC Bali yang akan dilaksanakan oleh salah satu organisasi The Global Environment Facility (GEF) yang didirikan pada tahun 1991 sangat wajar karena salah satu dari proyek yang dilakukan oleh GEF ini belum merata bagi negara-negara yang secara wilayah geografis ada dalam wilayah strategis seperti Indonesia. Siapa sebenarnya GEF dan apa yang mereka lakukan?
Organisasi keuangan mandiri, GEF menyediakan dana bantuan ke negara berkembang untuk proyek keuntungan terhadap lingkungan global dan memajukan mata pencaharian yang dapat dipertahankan oleh masyarakat lokal. Sebagaimana mekanisme keuangan, GEF memberikan dan mengeluarkan Uang sebesar kira-kira $250 juta setahun dalam bentuk proyek pada efisiensi energi, energi yang dapat diperbarui, dan transportasi dapat dipertahankan. Bentuk proyek yang dilakukan GEF dalam perubahan Iklim adalah: Energi yang bisa di perbaharui, efisiensi energy, transportasi yang bisa di pertahankan, adaptasi, tehnologi rendah–GHG energy baru, memungkinkan aktivitas, komunikasi nasional dan kewajiban di bawah UNFCCC.

Kembali pada keputusan yang di hasilkan oleh UNCCC di Bali Indonesia yang secara geografis terletak diwilayah strategis tentu harus bisa memanfaatkan peluang dan kesempatan ini untuk menjadi negara yang mendukung terhadap pelaksanaan program maupun pelaksanaannya termasuk ikut memonitor meskipun poin-poin yang ada dalam Bali Road Map kurang idial yang diharapkan negara-negara berkembang dan juga Indonesia harus advokasi dan melakukan lobi-lobi pada pimpinan negara-negara maju seperti Kanada, Jepang dan khususnya Amerika untuk lebih realistis dan substansi terhadap program yang diinginkan negara-negara berkembang. Namun demikian yang paling utama untuk mensukseskan ini adalah kemauan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melakukan tindakan nyata dan pemerintah harus mempunyai kemauan kuat untuk memerangi korupsi dan kolusi dalam pelaksanaan proyek yang disepakati dalam UNCCC Bali.

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n