Skip to main content

Pemilu 2009 dibawah Bayang-bayang Ideologi Semu

Oleh IksanHB

Kemacetan sistem keuangan global dan kemudian banyak berdampak pada kebijakan pemerintah kita khususnya dalam mengeluarkan kebijakan stimulus, skeptis dan oktimis menjadi obrolan pasar, dimana sebenarnya alat paling ampuh dalam memperbaiki krisis ekonomi kita? Krisis Global yang diawali oleh ketidak stabilannya WTC dan menghantam secara dahsyat terhadap ekonomi Amerika secara serius telah mendiskreditkan pembenaran ideologis kapitalisme telah gagal. Pemujaan "pasar bebas" telah lama digunakan bahkan boleh dikatakan sesuatu agama dalam memperjuangkan agenda partainya baik Partai Demokrat maupun Partai Republik. Partai Republik yang sangat getol mempertahankan pasar bebas (conserfative) dimana pemerintah harus mengurangi perannya dalam menyelesaikan krisis financial, dengan tidak memberi dana stimulus untuk prusahaan yang bangkrut.


Semua semboyan yang sering kita dengar tentang ekonomi kerakyatan atau keadilan ekonomi saat ini, dengan telanjang sebagai kemunafikan kekuasaan. Pemodal yang dijamin modal baru oleh pemerintah terbukti dengan dikeluarkannya BLBI terhadap pemilik modal dan bahkan kasus BLBI yang nilainya trilyunan rupiah tidak juga diselesaikan. Dukungan pemerintah untuk membantu pemilik modal untuk menyelesaikan masalah keuangannya tidak terjadi dimana seharusnya bantuan modal pemerintah terhadap rakyat sangat penting. Masih di antara sejarah krisis sistem kapitalis semu yang merenggut nyawa rakyat karena dirugikan secara ekonomi, beberapa lembaga keuangan internasioanal seperti IMF, Bank Dunia dll, telah memaksa kita untuk menjadi hamba capitalism.

Apakah stimulus yang nilainya trilyunan rupiah sekarang ini merupakan kepanjangan tangan segelintir orang atau murni dari hasil kajian cerdas untuk menyelesaikan ekonomi nasional? Kalaupun stimulus itu dikeluarkan saat pemilu tiba bukan berarti riak-riak politik tidak sejalan dengan dana besar untuk mendulang suara partai dalam pemilu 2009. Pembagian uang secara serampangan bukan berarti tidak diketahui oleh public, meskipun banyak orang membiarkan itu bekerja terus. Sosialis bukan sebuah system sembarangan, liahat sekarang negara-negara yang masih menggunakan system sosialis dalam menjalankan roda ekonomi nasional masih bertahan ketika datang gelombang krisis global. Kalaupun stimulus dituduh sebagai bentuk kebijakan sosialis akan tetapi penerjemahan ekonomi pancasila ada dalam tafsiran stimulus yang secara ideal untuk pemerataan (keadilan sosial ekonomi) tidak menjadi persoalan.

Klaim bahwa stimulus adalah ukuran keadilan, saya pikir sangat berlebihan, karena kita melihat masih terdapat ketidak cocokan program stimulus dengan kebutuhan rakyat, khususnya untuk petani dan kelompok usaha kecil. Pakah program itu bekerja? Ya, Klaim seperti itu menunjukkan kombinasi kebodohan dan penipuan yang tidak melihat langsung kebawah. Yang memaksa kita mengakui keberhasilan program pemerintah dibuktikan banyaknya iklan politik yang di sampaikan oleh pemerintah atas klaim keberhasilannya seperti swasembada pangan dll. Mereka mengandalkan derajat rendah pengetahuan sejarah dan pengertian politik di antara rakyat Indonesia, untuk kepentingan politik. Adalah promosi produk dasawarsa yang lama yang menimbulkan reaksi politik dan mempertajam ideologi dan permusuhan yang memasukkan konsepsi usaha ilmu pengetahuan-serta memusnahkan kejujuran pendidikan umum.

Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap politik tingkat nasional dan gesekan kelompok intelektual bersumber pada penjaringan secara politik dalam menciptakan aliansi pemerintahan dengan asumsi pembagian kekuasaan. Pembagian kekuasaan dengan menutup mata rantai ideology terlihat masih cairnya pasangan SBY-JK, warna politik seperti itu akan muncul kekuatan lama dan bergabung dengan partai baru dengan mempromosikan meniadakan kontra-komunisme atau kontra liberalisme. Tidak heran bila gerakan baru yang mempunyai basis intelektual dan mampu mengorganisir secara politik mampu membawa isu populis, tidak mengidentifikasi sosialisme palsu dan Marxism sebagai harga mati dalam lawan politik mereka. PKS dan PBB misalnya dalam mencari simpati mereka menggunakan pendekatan keagamaan ketimbang masalah riel yang dihadapi oleh rakyat, akan tetapi mereka juga membawa agenda nasional dengan menawarkan sejumlah pilihan seperti isu KKN. Sosialisme semu atau kapitalisme semu dengan agenda transformasi bentuk organisasi sosial kemanusiaan yang paling luar biasa dan paling progresif diawal abad 21 ini, perjalanan panjang dan menjadi perang terbuka ketika pergantian kekuasaan dari Partai Republik Presiden Bush kepada Barack Obama dari Partai Demokrat dalam pemilu tahun 2008.

Industri utama, moneter (keuangan), teknologi dan sumber alam harus dikeluarkan dari bola pasar kapitalis dan kemilikan pribadi, harus di kelola negara – ditangan masyarakat dan ditempatkan di bawah pengawasan dan kontrol rakyat secara demokratis. Pengaturan kehidupan ekonomi, undang-undang kapitalis yang dinilai merugikan rakyat, harus diganti dengan pengaturan kembali dengan lebih berpihak pada aturan main ekonomi pancasila.

Bentuk dan struktur baru partai politik mampu membangun proses demokrasi yang melibatkan kelompok muda yang revolusioner dan mewakili mayoritas kaum buruh dan petani tidak cukup untuk melawan partai-partai lama. Kebimbangan arus bawah atas rendahnya niat baik politisi dengan mudah melupakan gerakan baru yang hanya membawa gagasan dan program-program bagus, mereka lbih suka dengan harapan jangka pendek dan dirasakan langsung (sembako). Inilah yang sangat membahayakan proses demokrasi kita, ketika pemilih lapar dimanfaatkan oleh petualang politik untuk merebut kekuasaan yang justru merugikan rakyat sendiri. Kebijakan pemerintah yang tidak memperluas basis ekonomi rakyat akan mempengaruhi transformasi konsep ekonomi nasional, ekonomi kerakyatan secara aktif akan terus didorong oleh kelompok-kelompok intelektual sosialis, kemudian diambil oleh partai-partai yang secara garis besar sepaham dengan partai mereka.

Menyatukan gagasan ekonomi kerakyatan dengan tidak membawa ideology partai akan lebih besar harapannya, dari pada harus mempertahankan ideology partai yang sebenarnya semu dan munafik.

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n