Skip to main content

Ban Ki-moon:Konflik Hanya Dapat Dicairkan Melalui Solusi Politik

JAKARTA--MI: Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menilai konflik dapat dicairkan hanya melalui solusi politik.

Ban Ki-moon menyatakan hal itu dalam pernyataan tertulisnya pada seminar Konferensi Internasional Cendekiawan Islam (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (30/7).

Menurut Ban, jika PBB tidak mampu memberikan penyelesaian politik, maka akan terjadi krisis kemanusiaan dan keperluan penempatan penjaga perdamaian tanpa batas waktu yang jelas yang tentunya memerlukan dukungan tidak hanya dari pihak yang bertikai namun juga negara-negara di kawasan dan negara-negara kuat.

Karena itu, katanya, upaya pencegahan konflik jauh lebih penting, efektif dan murah daripada penyelesaian konflik. Dia mencontohkan, mediasi di konflik Kenya hanya membutuhkan dana sekitar US$208 ribu.

Dia juga mengatakan Laporan Keamanan Manusia (Human Security) menyebutkan bahwa telah terjadi penurunan konflik bersenjata sebanyak 40 persen sejak 1992, sebagai hasil dari peningkatan upaya pencegahan konflik dan pemasyarakatan perdamaian.

"Sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa pembangunan kebangsaan yang dilakukan oleh PBB jauh lebih efektif dan murah dari pemerintah individual. Sekalipun dana penjagaan perdamaian meningkat menjadi sekitar lima miliar dolar AS saat ini, namun itu masih sangat kecil bila dibandingkan dengan miliaran dolar AS yang dikeluarkan (oleh pemerintah individual) untuk belanja persenjataan, belum lagi kerugian kemanusiaan akibat perang," ujarnya.

Pada kesempatan itu Ban juga mengatakan bahwa PBB tidak dapat selalu menjadi pemimpin dalam setiap perundingan konflik oleh karena itu diperlukan peran serta dan keterlibatan pihak-pihak lain yang mungkin akan lebih tepat untuk suatu konflik tertentu karena setiap konflik memiliki karakteristik yang berbeda.

Ban juga mengatakan pendekatan yang dilakukan oleh PBB dalam menyelesaikan suatu konflik terkadang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Pada kesempatan itu disebutkan juga bahwa sejak menjabat Sesjen PBB pada 2007, Ban telah melakukan sejumlah langkah mediasi termasuk mempromosikan dialog dan rasa saling percaya kepada sejumlah pihak yang berkonflik.

"Saya menjadikan upaya pencegahan konflik, mediasi dan upaya memfasilitasi suatu resolusi sebagai suatu upaya memperkuat kapasitas PBB," katanya.

Pasca berakhirnya Perang Dunia II, PBB disebutkan telah terlibat dalam upaya penyelesaian sejumlah konflik antara lain di El Salvador, Guatemala, Namibia, Kamboja, Mozambique, Tajikistan, Afghanistan Sierra Leone dan Burundi.

Seminar internasional selama tiga hari yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama itu bertema peran Islam membangun perdamaian dan menghindari konflik. Menurut Sekretaris Jenderal ICIS III KH Hasyim Muzadi, ICIS III akan merumuskan rekomendasi resolusi konflik di dunia Islam.

"Rekomendasi ICIS III nanti dapat digunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lembaga-lembaga dunia lainnya atau pihak-pihak di sejumlah negara Islam yang sedang berkonflik," kata Hasyim.

Karena itu, tambah Hasyim yang juga Ketua Umum PBNU itu, dalam ICIS III yang digelar pada 29 Juli hingga 1 Agustus mendatang akan diupayakan penyamaan pandangan di antara umat Islam di dunia tentang konflik itu sendiri. (Ant/OL-2)

Sumber:Media Indonesia Rabu, 30 Juli 2008

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n