Skip to main content

Harapan dan Kemajuan Indonesia ( jilid II )

Oleh IksanHb
Untuk memulai bagaimana membuat keputusan pada tingkat eksekutif dan legislative menggunakan kekuatan politik tetapi tidak keluar dari arah transformasi kekuatan politik, sering kali persoalan ini menjadi tanda tanya bagi rakyat Indonesia karena apakah transparansi dalam proses politik betul- betul dilakukan di tingkat pembuat kebijakan? Apakah ada dukungan dana dari luar juga tidak di lakukan monitoring secara serius? Karena kelompok bermain dan loby politik kadang-kadang sangat kuat dalam mempengaruhi hasil keputusan yang dibuat. Satu hal yang mesti di lakukan Advokasi terhadap persoalan proses politik dan pelaksanaan kebijakan adalah korban kebijakan yang tidak bisa melakukan advokasi dirinya sendiri dalam menuntut hak-haknya dan persoalan lain juga adalah bagaimana rakyat melakukan tuntutan secara efektif tanpa melakukan pembangkangan terhadap seluruh pelaksanaan kebijakan? Meskipun langkah seperti pembangkangan sipil dan bentuk lainnya kadang-kadang dilakukan. Tindakan pembakaran sepeda yang dilakukan oleh para korban lumpor lapindo merupakan salah satu aksi yang di tunjukkan oleh rakyat bahwa proses penyelesai yang tidak memuaskan. Masalah lain seperti Kasus penembakan terhadap warga alas tlogo pasuruan yang sampai sekarang masih status quo dalam proses penyelesaian sengketa tanah antara warga Alas tlogo dengan angkatan udara bukan tindak mungkin aksi yang dilakukan oleh rakyat alas tlogo dan di dukung oleh kelompok advokasi akan melakukan tuntutan yang lebih besar untuk menekan pemerintah dan militer menyelesaikan pasalah ini secara jujur dan adil, jangan sampai orang dibohongi dengan kekerasan politik dan kekerasan structural untuk menyelesaikan sengketa. Petani tebu yang sekarang terpukul dengan kebijakan pemerintah yang masih lemah terhadap pembinaan , pemngembangan ekonomi petani tebu dan kurang berpihaknya kebijakan pemerintah akan menjadi bom waktu terhadap petani tebu untuk melakukan aksi lebih besar.
Kedua selama proses politik dalam reformasi kali ini diperlukan untuk mengakhiri semua bentuk penyiksaan terhadap aktifis dan bentuk pengekangan lainnya baik itu yang dilakukan oleh aparat maupun kelompok masyarakt, seperti tindakan FPI yang sering main hakim sendiri maupun kelompok lainnya. Sekarang adalah merupakan kesempatan untuk berdiri bersama untuk membentuk peraturan yang berpihak pada masyarakat sipil dan bermain secara bertahap dengan dinamika yang positif.

Comments

Popular posts from this blog

Di Balik Pemikran Pendidikan John Dewey ( Bagian 1 )

D alam Tulisan ini mencoba untuk mengidentifikasi secara lebih jauh pemikiran John Dewey tentang pendidikan. Apa yang kita pahami, pemikiran pendidikan Dewey seiring dengan konsepsi filsafat eksperimentalisme yang dibangunnya melalui konsep dasar penmgalaman, pertumbuhan, eksperimen dan transaksi. Secara demikian Dewey juga melihat teori filsafatnya sebagai suatu teori umum tentang pendidikan dan melihat pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi konkrit dan harus diuji serta karena pendidikan dan filsafat saling membutuhkan. Terdapat dua kontribusi penting dari konsep pendidikan Dewey yakni, konsepsi baru tentang pendidikan sosial dan kesosialan pendidikan, serta memberikan bentuk dan substansi baru terhadap konsep pendidikan yang berfokust pada anak. ( Pendidikan, John Dewey, eksperimentalisme). Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan pada dirinya sendiri bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memang memiliki daya dorong pada perubahan,

Pemikiran Filsafat John Dewey (Bagian 3: habis)

John Dewey dan Pendidikan Pembahasan di sini difokuskan pada John Dewey sebagai seorang pendidik, meskipun konsepsi pendidikan yang dirumuskannya sangat kental dengan pemikiran filosofisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran-pemikiran Dewey banyak berpengaruh pada praktek pendidikan masakini. Seiring itu pula, pemikiran-pemikiran Dewey, banyak memperoleh tanggapan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bagi mereka yang pro, pemikiran Dewey merupakan penyelamat pendidikan Amerika. Sebaliknya, mereka yang tidak sepakat, gagasan Dewey disebutnya sebagai lebih rusak dari gagasan Hitler.John Dewey adalah seorang filsuf dan pendidik, yang lahir tahun 1859 dan meninggal tahun 1952. Sebagai seorang filsuf, aliran filosofinya diklasifikasikan dalam kategori. Pragmatisme, meskipun Dewey sendiri lebih sering menggunakan istilah instrumentalisme dan eksperimentalisme. Menurut Garforth (1996) filosofi pragmatisme sering diarahkan sebagai filosofi konsekuensi yang menggunakan hasil atau konseku

Penderitaan Rakyat Momentum Penyatuan Pergerakan Mahasiswa

Oleh : IksanHb Pergerakan solidaritas mahasiswa atas kedaulatan rakyat dalam memperjuangkan demokratisasi di Indonesia, ada dalam roh kekuatan suara rakyat. Satu filosis idiologi pergerakan rakyat adalah gerakan terorganiser lebih baik dari pada kekuatan individu yang berkuasa. Potensi yang bersumber dari riel kekuatan rakyat dan penyatuan pergerakan mahasiswa adalah sebuah kekuatan besar dalam menentukan sebuah pilihan. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. (Wekipedia, Gerakan Mahasiswa Indonesia.) Gerakan mahasiswa diberbagai momentum dalam menciptakan sebuah perubahan dan pergantian pemimpin seperti yang terjadi di berbagai n